Sukses

Kendala yang Dialami Petugas Kesehatan Turut Memengaruhi Cepatnya Tercapai Herd Immunity

Kendala yang dialami para petugas kesehatan juga dipercaya menjadi penyebab sulitnya Indonesia secara cepat mencapai herd immunity.

Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya infodemik seperti hoaks yang menyebabkan masyarakat belum menerima vaksinasi. Namun, kendala yang dialami para petugas kesehatan, vaksinator ataupun Satuan Tugas (Satgas), juga menjadi salah satu penyebab masyarakat belum menerima vaksinasi, terutama pada masyarakat di daerah.

Akibat kendala-kendala yang dialami para petugas kesehatan juga dipercaya menjadi penyebab sulitnya Indonesia secara cepat mencapai herd immunity atau kekebalan komunitas. Hal ini diungkap dr. Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) dalam acara Virtual Class Cek Fakta Liputan6.com bertajuk “Prediksi Pandemi Masih Panjang, Bagaimana Strategi Pemberian Vaksin yang Tepat?”, Selasa (31/8/2021).

Kendala pertama yang dialami para petugas kesehatan yaitu persediaan vaksin Covid-19 ke daerah. Indonesia bukan merupakan negara produsen vaksin. Maka dari itu, masih ada ketergantungan kepada pihak negara lain untuk persediaan vaksin Covid-19.

“Karena kalau kita melihat bahwa dari total kebutuhan kita, 426 juta dosis, itu dua ratus juta dosisnya baru akan kita terima justru di akhir triwulan dari 2021. Jadi di Oktober, November, dan Desember, kita akan menerima 200 juta dosis sebagai sisa dari kebutuhan kita,” ucap dr. Nadia.

Kemudian, kendala kedua yaitu keterbatasan tenaga kesehatan yang harus menyeimbangi target masyarakat yang sangat banyak.

Selain itu, distribusi vaksin juga terhambat karena keterbatasan transportasi dan geografis dari daerah-daerah ke fasilitas kesehatan terdekat. Ketahanan yang dimiliki masing-masing vaksin pun berbeda, sehingga keterbatasan jarak juga menjadi hambatan penyebaran beberapa vaksin seperti Moderna dan Pfizer ke daerah.

“Kalau untuk Moderna, itu harus (disimpan dalam suhu) -20 derajat celcius. Tapi, kemudian begitu dilakukan pengiriman ke fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan), itu akan berubah menjadi pengelolaan pada suhu 2 sampai 8 derajat celcius. Artinya, yang tadinya dalam bentuk beku, itu akan menjadi bentuk cair. Nah, kalau dia sudah dalam bentuk cair, itu hanya bisa bertahan selama 30 hari,” ucap dr. Nadia.

Penyebaran vaksin Covid-19 belum terdistribusi dengan baik sehingga masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menerima vaksin. dr. Dirga Sakti Rambe, seorang vaksinolog, narasumber lainnya dari Virtual Class ini mengatakan, hingga hari ini, hanya sekitar 17% dari populasi Indonesia yang telah mendapatkan vaksinasi dengan dosis lengkap atau telah menerima dua dosis vaksin. Bahkan, hanya sepertiga populasi dunia yang telah menerima vaksin Covid-19 dengan minimal dosis pertama.

“Rugi banget kalau tidak vaksinasi, karena segera vaksinasi, segera terlindungi,” ucap dr. Dirga.

(MG/ Amadea Claritta)

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.