Liputan6.com, Jakarta Cek Fakta Liputan6.com mendapati sebuah klaim video rahim buatan asal Tiongkok agar wanita tidak perlu mengandung untuk melahirkan anak.
Informasi klaim video rahim buatan asal Tiongkok agar wanita tidak perlu mengandung untuk melahirkan anak tersebut beredar lewat aplikasi percakapan Whatsapp.
Dalam video berdurasi 2 menit 4 detik tersebut, terdapat seorang laki-laki yang berbicara menggunakan bahasa Tiongkok dan disertai visualisasi teknologi rahim buatan.
Advertisement
Berikut keterangan yang tertera bersama dengan video:
"Tiongkok buat rahim buatan, kedepan tdk perlu wanita untuk hamil lg.Wanita atau pria yg ga mau nikah jg uda bs punya anak tinggal pesan yg pria pakai sperma mrk beli indung telur dan yg wanita pakai indung telur mereka beli sperma. Mau indung telur atau sperma artis tinggal pilih.
Pasangan gay jk mau punya anak tinggal pesan aja. Suami istri masa depan jg uda ga mau hamil ga mau repot susah2 hamil jika mau anak hanya pesan aja pakai indung telur dan sperma suami istri sendiri."
Benarkah klaim video rahim buatan asal Tiongkok agar wanita tidak perlu mengandung untuk melahirkan anak? Simakpenelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Baca Juga
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video rahim buatan asal Tiongkok agar wanita tidak perlu mengandung untuk melahirkan anak, dengan nangkap layar video tersebut dengan menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs, salah satunya artikel berjudul “Scientists develop fluid-filled artificial womb to helppremature babies” yang dimuat oleh situs reuters.com, pada 26 April 2017.
Artikel tersebut memuat foto yang identik dengan video.
Artikel situs reuters.com menyebutakan, penelitian ini dilakukan dan sedang terus dikembangkan oleh para ilmuwan asal Amerika Serikat, khususnya peneliti yang ada di Rumah Sakit Anak di Philadelphia.
Mereka mengembangkan sebuah kantong rahim buatan yang berisikan cairan sebagai pendukung ekstra-uterin dan nantinya akan mengubah perawatan bayi prematur serta secara signifikan akan meningkatkan potensi keselamatan bayi.
Rahim buatan juga dibuat sangat menyerupai lingkungan rahim sebenarnya dan juga meniru fungsi plasenta. Tim menghabiskan tiga tahun mengembangkan sistem mereka melalui serangkaian empatprototipe, dimulai dari tangki inkubator kaca dan berkembang ke kantong berisi cairan saat ini.
Pengembangan ini dilakukan karena melihat angka kematian bayi prematur dengan usia kehamilan 23 hingga 26 minggu yang cukup tinggi di Amerika Serikat yaitu sekitar 30 ribu.
Alat ini juga diharapkan dapat membantu bayi melewati masa penting hingga minggu ke-28. Dalam proses uji coba dengan prototipe terbaru, mereka menggunakan enam anak domba yang secara fisiologis setara dengan bayi manusia berusia 23 hingga 24 minggu.
Alan Flake, ahli bedah spesialis yang memimpin pengembangan perangkat baru ini,mengatakan, uji tersebut berhasil dengan melihat adanya pertumbuhan anak domba dalam lingkungan yang dikontrol suhunya dan hampir steril.
Keberhasilan sistem ini pun dipublikasi di jurnal Nature Communications karena telah meniru kehidupan di dalam rahim sedekat mungkin.
Penelitian ini juga dikatakan dapat memakan waktu hingga 10 tahun lagi untuk mencapai kesempurnaan. Namun, Flake berharap untuk memiliki izin dari perangkat ini supaya bayi dapat berkembang di ruang berisi cairan daripada berbaring di inkubator.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/idUKKBN17R1YY?edition-redirect=uk
Advertisement
Kesimpulan
Baca Juga
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video rahim buatan asal Tiongkok agar wanita tidak perlu mengandung untuk melahirkan anak
Rahim buatan yang dibuat oleh para ilmuwan dari Rumah Sakit Anak di Philadelphia tersebut untuk menyelamatkan dan membantu perkembangan bayi yang terlahir secara prematuryaitu dengan usia kehamilan 23 hingga 26 minggu. Bukan untuk menggantikan rahim seutuhnya sehingga wanita tidak perlu mengandung untuk melahirkan anak. Teknologi ini pun masih perlu waktu sekitar 10 tahun lagi untuk disempurnakan.
Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement