Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim pondok pesantren (ponpes) Alquran terbakar hingga menyebabkan 26 santri dan guru meninggal dunia beredar di media sosial.
Foto tersebut disebarkan situs info-sekilas.net dengan judul artikel "Innalillahi Wa Inna Ilaikhi Raji'un Mohon Bantuan Dan Do'anya Pesantren Alquran Terba4kar, 26 Santri Dan Dua Guru T3w4s Terp4ngg4ng" yang dimuat pada 29 Oktober 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dalam foto tersebut, terlihat bangunan gedung 3 lantai mengalami kebakaran. Tampak juga petugas pemadam tengah menyemprotkan air di titik api. Selain itu, terlihat juga asap hitam mengepul di lokasi kebekaran.
Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan peristiwa ponpes Alquran kebakaran hingga mengakibatkan 26 santri dan guru meninggal dunia.
Benarkah foto tersebut menggambarkan peristiwa ponpes Alquran kebakaran hingga mengakibatkan 26 santri dan guru meninggal dunia? Berikut penelusurannya.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim peristiwa ponpes Alquran kebakaran hingga mengakibatkan 26 santri dan guru meninggal dunia. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs Yandex.
Hasilnya terdapat artikel yang memuat foto serupa. Artikel tersebut berjudul "Asrama Putri Sebuah Pondok Pesantren di Jayapura Terbakar" yang dimuat situs pemilu.kompas.com pada 13 Februari 2019 lalu.
Berikut gambar tangkapan layarnya:
TIMIKA, KOMPAS.com - Asrama putri Pondok Pesantren Yayasan Lembaga Tarbiyah Darud Da'wah Wal Irsyad (DDI) Jayapura, di Jalan Beringin, Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, terbakar pada Selasa (12/2/2019) sore.
Kebakaran yang menghanguskan bangunan berlantai tiga ini terjadi sekitar pukul 16.50 WIT.
Kebakaran diduga akibat korsleting listrik yang menyebabkan kabel lampu kamar putus dan jatuh di kasur milik santri putri berinisial R (17) di lantai satu.
Melihat adanya api, R kemudian meminta tolong kepada beberapa santri putra untuk menyiram dengan air, namun api tidak padam melainkan semakin membesar.
Warga sekitar pesantren mengetahui adanya kebakaran kemudian berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Bukannya padam, tetapi api semakin membesar dan merembat ke bangunan lantai 2 dan 3.
Seorang warga lainnya kemudian mendatangi Kantor PLN Entrop untuk meminta aliran listrik di jalur pasantren dipadamkan.
"Warga tersebut kemudian ke kantor pemadam kebakaran Entrop Distrik Jayapura Selatan untuk meminta petugas pemadam kebakaran agar segera datang ke TKP," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/2/2019) dini hari.
Kapolsek Jayapura Selatan Kompol Marthin Koagouw beserta jajarannya yang tiba di lokasi kejadian kemudian mengamankan TKP, dan ikut membantu memadamkan api.
Api baru dapat dipadamkan sekitar pukul 19.30 WIT, setelah 3 mobil pemadam kebakaran, 2 mobil penyuplai air, 12 mobil tangki air, dan satu mobil water canon milik Polda Papua diterjunkan.
"Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut," ujar Kamal.
Polisi belum dapat melakukan olah TKP pasca-kejadian dikarenakan bangunan masih dalam keadaan panas akibat kebakaran tersebut. Olah TKP direncanakan akan dilakukan, Rabu (13/2/2019).
"Olah TKP akan dilakukan setelah kondisi bangunan sudah dingin, untuk penyebab kebakaran belum bisa dipastikan karena menunggu hasil olah TKP," pungkas Kamal.
Referensi:
https://pemilu.kompas.com/read/2019/02/13/07085961/asrama-putri-sebuah-pondok-pesantren-di-jayapura-terbakar
Â
Advertisement
Kesimpulan
Foto yang diklaim peristiwa ponpes Alquran kebakaran hingga mengakibatkan 26 santri dan guru meninggal dunia ternyata tidak benar. Faktanya, peristiwa kebakaran dalam foto tersebut terjadi di asrama putri Pondok Pesantren Yayasan Lembaga Tarbiyah Darud Da'wah Wal Irsyad (DDI) Jayapura, di Jalan Beringin, Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, pada Selasa 12 Februari 2019. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement