Liputan6.com, Jakarta - Untuk membendung gelombang misinformasi dan disinformasi, para pakar komunikasi Nigeria menyerukan promosi literasi media, terutama kepada populasi yang lebih muda.
Jaringan Africa Rewired dengan dukungan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Washington DC, melatih siswa sekolah menengah tentang literasi media sebagai bagian dari strategi untuk memerangi misinformasi.
Konsulat Amerika Serikat di Lagos, Stephen Ibelli mengatakan, vaksin COVID-19 adalah salah satu contoh mengapa literasi media menjadi penting di dunia.
Advertisement
Baca Juga
Ibelli juga berharap, melalui program literasi media enam bulan, para siswa dapat menyebarkan pesan tersebut kepada teman dan keluarga mereka serta mempromosikannya.
"Kami tidak bisa menghentikan setiap postingan. Tetapi kami memiliki keterampilan untuk mengetahui sumber, fakta, dan opini. Jadi kami bisa mengurangi berita palsu. Pelatihan ini akan membantu siswa memahami apa itu fakta dan apa itu fiksi," ujarnya, dikutip dari vanguardngr.com pada Selasa, (9/11/2021).
Pendiri Jaringan Africa Rewired, Mr Mike Okwoche mengungkapkan, fakta sebagai satu-satunya cara untuk melawan berita palsu.
Menurutnya, program literasi media sangat penting untuk membendung penyebaran berita palsu, ujaran kebencian, dan misinformasi.
Dia meminta, pemerintah untuk membuat kebijakan yang dapat mengurangi berita palsu, misinformasi, serta mempromosikan liteasi media.
"Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang lebih baik terhadap berita palsu dan menerapkannya untuk mengurangi dan meminimalkan berita palsu di negara ini," ucap dia.
Program tersebut dilaksanakan bersama tim relawan dengan civitas akademika yang terdiri dari 60 siswa, lima guru, dan pihak kementerian pendidikan Nigeria.
Tujuannya untuk melatih siswa sekolah mengenai literasi media, bagaimana mendeteksi berita palsu, mengurangi dan menghentikan penyebarannya.Â
"Kami memutuskan untuk masuk ke sekolah menengah. Karena sebagian besar siswa pada tingkat ini belum memiliki smartphone tetapi untuk mempersiapkan mereka tentang cara memverifikasi fakta dan menggunakan media sosial ketika mereka akan memiliki smartphone dan mulai terlibat dengan masyarakat," tutur Okwoche.
Wakil Koordinator Program Proyek Literasi Media, Tinuola Aina menjelaskan bahwa para siswa mulai tersadar tentang bahaya berita palsu, informasi yang salah, dan disinformasi.
Dia menyerukan kolaborasi antara pemerintah, individu, dan organisasi masyarakat sipil dalam mempromosikan literasi media sebagai bagian dari strategi untuk menjadikan Nigeria bangsa yang lebih baik.
Â
Penulis: Geiska Vatikan Isdy
Â
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement