Sukses

Serangan Hoaks dan Golongan Antivaksin Sebabkan Lonjakan Kasus Kematian Akibat COVID-19 di Rumania

Rumania juga dilaporkan sebagai salah satu negara dengan cakupan vaksinasi COVID-19 terendah.

Liputan6.com, Jakarta - Rumania mengalami lonjakan kematian akibat virus corona COVID-19. Masalah ini tak lepas dari merebaknya berita palsu atau hoaks dan golongan antivaksin di negara tersebut.

Dalam beberapa minggu terakhir Rumania telah melaporkan tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia akibat COVID-19. Per Selasa 9 November 2021 hampir 600 orang Rumania meninggal dunia akibat COVID-19, jumlah ini merupakan jumlah terbanyak selama pandemi.

Rumania juga dilaporkan sebagai salah satu negara dengan cakupan vaksinasi COVID-19 terendah. Sekitar 44 persen orang dewasa telah menerima vaksin dosis pertama dan hanya sekitar 30 persen yang divaksinasi penuh.

Di sisi lain, golongan antivaksin terus menyebarkan berita palsu sehingga menyebabkan warga enggan divaksin. Misalnya saja, seorang uskup Gereja Ortodoks di Rumania Selatan menyebarkan pesan anti-vaksinasi pada 14 Oktober 2021 lalu.

"Jangan tertipu oleh apa yang anda lihat di TV, jangan takut dengan COVID-19, jangan terburu-buru untuk divaksinasi" ucap uskup tersebut dikutip dari newshub.co.nz, Kamis (11/11/2021).

Belakangan, uskup tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat karena menyebarkan informasi yang berbahaya terkait COVID-19.

Sementara, dokter dari Institut Nasional Bals, dr Anca Streinu-Cercel menyebut bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Rumania sangat mengkhawatirkan.

"Gelombang ini jauh lebih buruk daripada yang lain. Ini seperti perang," kata Dr. Anca Streinu-Cercel.

Menurut Streinu-Cercel, sejumlah rumah sakit di Rumania mulai kewalahan akibat banyaknya pasien COVID-19. Ia menduga, lonjakan baru kasus COVID-19 karena masyarakat tidak ingin divaksin.

Mereka terpapar oleh misinformasi dan hoaks. Masyarakat Rumania sulit mempercayai informasi dari dokter atau anggota tantara yang membantu memimpin upaya vaksinasi.

"Berita palsu memiliki pengaruh besar pada populasi kita, dan di Eropa Timur pada umumnya," kata Valeriu Ghorghita, seorang kolonel tentara yang memimpin upaya vaksinasi di Rumania.

Hal ini membuat banyak orang curiga dengan apa yang diperintahkan oleh pejabat dan dokter, terutama ketika banyak orang beralih ke internet dan melihat pesan anti-vaksinasi.

Silvia Nica, Kepala Dokter Darurat di Rumah Sakit Universitas Bucharest menyebutkan, semua orang secara tiba-tiba menjadi ahli dan berita palsu ada dimana-mana.

Rumah sakit tempat dia bekerja kekurangan tempat tidur sehingga mendirikan tenda perawatan besar di tempat parkir dan mengubah lobi menjadi bangsal COVID-19.

"Saya tidak pernah mengira virus ini akan bertahan begitu lama. Kami semua kelelahan," ujarnya.

 

Penulis: Geiska Vatikan Isdy

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.