Liputan6.com, Jakarta - Warga di Australia yang sudah disuntik vaksin COVID-19 tiba-tiba mendapat SMS berisi bantuan uang dari pemerintah. Ternyata, SMS tersebut adalah modus penipuan.
Hal ini sebagaimana temuan dari Scamwatch, salah satu lembaga yang mengawasi adanya penipuan online. Scamwatch memperingatkan bahwa mereka menerima laporan dari warga perihal SMS yang berisi penerima vaksin bisa mendapatkan pembayaran dari pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
"Departemen Kesehatan: Catatan kami menunjukkan bahwa Anda memenuhi syarat untuk pembayaran manfaat vaksinasi COVID-19. Temukan lebih banyak lagi:," demikian isi dari SMS palsu tersebut.
Scamwatch pun meminta warga untuk waspada dan tidak terpengaruh terhadap SMS tersebut. Mereka menyebut bahwa SMS itu adalah modus penipuan.
"PERINGATAN: Pemerintah tidak menawarkan pembayaran manfaat bagi mereka yang menerima vaksin Covid-19 mereka.
Jika Anda mendapatkan pesan seperti ini, atau pesan lain yang menawarkan uang tak terduga, itu penipuan. Jangan klik tautan dan hapus pesannya!," tulis Scamwatch dikutip dari news.com.au, Senin (22/11/2021).
Para pelaku penipuan telah memanfaatkan pandemi COVID-19, untuk mendapatkan uang dengan jumlah yang besar. Ini bukan kasus pertama, para pelaku sebelumnya juga pernah menyamar sebagai sosok berwibawa untuk mengelabui warga Australia yang rentan.
Pada September 2021 lalu, pemerintah memperingatkan bahwa oportunis menggunakan penguncian di NSW dan Victoria untuk mendapatkan rekening bank dari usaha kecil yang mendaftar untuk mendapatkan hibah.
Ada juga modus pelaku berpura-pura dari laboratorium patologi Melbourne dan memberi tahu orang-orang bahwa mereka telah dites positif COVID-19. Namun, ketika mereka mengklik tautan, mereka malah terinfeksi malware.
"Penipu berpura-pura menjadi lembaga pemerintah yang memberikan informasi tentang COVID-19 melalui pesan teks dan email 'phishing' untuk informasi Anda. Ini berisi tautan dan lampiran berbahaya yang dirancang untuk mencuri informasi pribadi dan keuangan Anda," tulis Scamwatch.
Â
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement