Sukses

Hoaks Jadi Alasan Kegagalan Negara di Benua Afrika Capai Target Vaksinasi Covid-19

WHO menargetkan 40 persen dari populasi penduduk di negara Afrika mendapat dosis penuh vaksin covid-19. Namun hanya 7 dari 54 negara di benua itu yang sukses mencapainya.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hoaks menjadi salah satu faktor pemicu kegagalan negara-negara di Afrika mencapai target vaksinasi covid-19. Itu sebabnya WHO terus bekerja keras untuk melawan penyebaran hoaks itu.

WHO menargetkan 40 persen dari populasi penduduk di negara Afrika mendapat dosis penuh vaksin covid-19. Namun hanya 9 persen atau 7 dari 54 negara di benua itu yang sukses mencapainya.

Mayoritas kegagalan disebabkan oleh dosis vaksin covid-19 yang tidak mencukupi. Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah tingkat keraguan yang tinggi terhadap vaksin.

"Banyak hoaks terkait vaksin covid-19 yang justru datang dari pemuka agama. Mereka mengklaim vaksin bisa membuat kemandulan, mengganggu ASI, hingga menyebabkan kematian," ujar manajer infodemik WHO, Sergio Cecchini, dilansir DW.

"Hoaks itu sebenarnya berasal dari Amerika Utara, Rusia, Australia, dan Eropa namun menyebar melalui media sosial," katanya menambahkan.

Sejak Desember 2020, WHO telah bekerja sama dengan 20 mitra di Afrika. Mereka membentuk Afrika Infodemic Response Alliance, yang bertujuan untuk menghilangkan mitos berbahaya tentang pandemi dan vaksin covid-19.

Sejauh ini mereka telah membuat 250 video untuk membantah hoaks dan menjangkau 170 juta orang di Afrika.

"Kami mengidentifikasi hoaks yang menyebar di media sosial, lalu kami membuat video bantahannya dengan memberikan informasi yang benar. Kami mencoba mengisi celah dalam ilmu pengetahuan dan memberikan fakta bagi masyarakat," kata Cecchini.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.