Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan kasus Covid-19 tidak hanya melanda Indonesia saja, tetapi juga berbagai negara lainnya. Munculnya varian Omicron menjadi salah satu pemicu kembali melonjaknya kasus-kasus positif di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Tentu saja, kenaikan kasus Covid-19 ini juga diikuti dengan beragam hoaks yang beredar di media sosial.
Advertisement
Baca Juga
Tim Cek Fakta Liputan6.com coba menelusuri fakta dari isu hoaks seputar Covid-19 yang tersebar di media sosial. Beberapa di antaranya ada hoaks terkait alat test PCR, varian Omicron berasal dari keracunan chemtrail di udara, dan kekeliruan arti hasil CT Value pada pasien Covid-19.
Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di bawah ini:
1. Kandungan Radioaktif dalam Alat Test PCR
Klaim kandungan radioaktif dalam alat test PCR ini ditemukan Tim Cek Fakta Liputan6.com melalui unggahan pengguna Facebook pada 8 Februari 2022. Unggahan dalam bentuk video tersebut terdapat tulisan, "Say no to any kind of PCR testing ever from this medical system from this point forward".
Jika diartikan, ungkapan tulisan tersebut berarti, “Katakan tidak sama sekali pada segala jenis alat tes PCR, mulai dari sistem kesehatan, dan mulai sekarang juga.”
Video tersebut juga menunjukkan seseorang yang mengeluarkan alat tes PCR yang kemudian muncul suara alarm dan angka pada kotak tersebut ketika alat tes PCR didekatkan, orang dalam video tersebut pun mengklaim alat tes PCR terbukti mengandung radioaktif.
Lalu, bagaimana hasil penelusuran oleh Tim Cek Fakta Liputan6.com? Simak penelusurannya di sini...
Selanjutnya
2. Virus Covid-19 Varian Omicron Muncul Akibat Keracunan Chemtrail di Udara
Muncul unggahan di Facebook pada 10 Februari 2022 yang mengklaim varian Omicron berasal dari keracunan chemtrail di udara. Chemtrail sendiri merupakan jejak kimia yang merupakan jejak pesawat yang mengendap di udara.
Klaim tersebut berbunyi:
"WASPADA!!
Akhir2 ini pesawat chemtrail sgt aktif di udara. Gejala keracunan chemtrail:
Demam, badan linu, batuk, flu, diare, badan gatal2, dll.
Jika anda sampai keracunan jangan minum obat paracetamol. Sedia selalu norit, VCO, cuka apel, jeruk lemon, himalayan salt, minum air kelapa ijo.
Jadi paham ya apa yg dimaksud Omicron itu bkn lah virus, tapi sebab akibat dari keracunan chemtrail yg disebar di udara"
"Pantes saja smua orang menderita sedemikian,"
Tim Cek Fakta Liputan6.com pun menelusuri klaim tersebut, simak hasilnya di sini...
3. Kekeliruan penafsiran hasil CT Value.
Cycle Threshold Value atau biasa dikenal dengan CT Value, biasanya didapat oleh pasien Covid-19 yang dinyatakan positif melalui tes PCR. Pada 26 Juni 2021 lalu, beredar unggahan video di Facebook yang diberi judul, “edukasi tentang pcr yang menakutkan”.
Dalam video tersebut juga disajikan narasi yang berbunyi: "Jangan panik jika dinyatakan "Positif covid"
Lihat hasil CTnya ya :Kalau CT masih dibawah 30 virus masih aktif dan sangat menularJika sudah diatas 30 In sha Allah sdh tidak menular ya"
Alhasil, Tim Cek Fakta Liputan6.com melakukan penelusuran dengan meminta keterangan pada pakarnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi.
Simak hasil penelusurannya berikut ini...
Penulis: Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.