Liputan6.com, Jakarta - Klaim tentang sinetron merupakan varian COVID-19 sebelum omicron beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 5 Ferbuari 2022.
Akun Facebook tersebut mengunggah narasi bahwa sinetron merupakan varian COVID-19 yang muncul sebelum omicron.
Advertisement
Baca Juga
"Sebelum Omicron, ada varian yaitu sinetron, ini sangat berbahaya, trus bersambung dan tidak pernah usai..
😁😁😁," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali dibagikan dan mendapat 8 komentar warganet.
Benarkah sinteron merupakan varian virus corona COVID-19 sebelum omicron? Berikut penelusurannya.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tentang sinetron merupakan varian COVID-19 sebelum omicron. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "varian virus corona" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai varian virus corona yang menyebar di Indonesia. Satu di antaranya artikel berjudul "2 Tahun Pandemi, Ini Daftar Varian Covid-19 yang Ada di Indonesia" yang dimuat situs kabar24.bisnis.com pada 2 Maret 2022.
Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia pada hari ini, 2 Maret 2022 tepat dua tahun dilanda Pandemi Covid-19 setelah kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.
Selama 2 tahun ini, kasus Covid-19 terus bertambah setiap harinya hingga mencapai 5.589.176 total kasus konfirmasi positif di Indonesia per Rabu, 2 Maret 2022 Meningkatnya kasus konfirmasi positif di Indonesia turut dipacu lantaran kemunculan beragam varian Covid-19 yang terus bermutasi. Adapun, proses mutasi terjadi karena respons virus terhadap perubahan lingkungan. Proses mutasi inilah yang menimbulkan varian baru dan kemunculannya dipantau para ahli dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Beberapa varian baru memiliki tingkatan tersendiri. Ada yang termasuk dalam kategori varian yang menjadi perhatian utama (variant of concern), karena tingkat penularannya dan dampaknya cukup signifikan bagi masyarakat. Contohnya, Alpha, Beta, Delta, Gamma, dan Omicron.
Selain itu, terdapat varian Covid-19 yang diprediksi bisa berdampak bagi kesehatan masyarakat (variant of interest). Varian yang tergolong kelompok ini di antaranya Lambda dan Mu. Namun, ada pula kelompok varian Covid-19 yang belum diketahui bagaimana dampak dan bentuk penyebarannya kepada manusia.
Kelompok ini disebut sebagai variant under monitoring, seperti Kappa, Iota, dan Epsilon. Kehadiran varian yang beragam ini bisa berdampak pada tingkat penularan, cara penyembuhan, dan gejala penyakitnya. Lalu, apa perbedaan setiap varian Covid-19 ini?
Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dari beragam varian Covid-19, beberapa di antaranya telah masuk ke Indonesia. Saat ini, terdapat empat varian Covid-19 terdeteksi di Indonesia, yakni Alpha, Beta, Delta, dan Omicron.
Perbedaan keempat varian tersebut dapat terlihat dari tempat terdeteksinya, gejalanya, dan tingkat penularannya. Keempat varian ini masuk ke Indonesia pada 2021 di beberapa wilayah, sedangkan gejalanya hampir sama, yaitu batuk, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan anosmia (penciuman hilang).
Berikut ini 4 jenis varian Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia:
1. varian Alpha (B.1.17)
Varian ini awalnya terdeteksi di Indonesia pada Mei 2021 di pulau Sumatra dengan gejala yang ditimbulkan adalah demam, batuk, sesak nafas, pusing, mual, dan nyeri otot. Adapun, tingkat penularan dari varian ini adalah 43—90 persen.
2. varian Beta (B.1.351)
Varian beta pertama kali terdeteksi di Indonesia pada Mei 2021 di pulau Bali dengan gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan anosmia.
3. Varian Delta (B.1.617.2)
Sementara itu, pada Mei 2021 turut teridentifikasi varian Delta di Indonesia dengan gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, hilang selera makan, hingga flu parah. Adapun, tingkat penularan dari varian ini berkisar 30—100 persen dibandingkan varian sebelumnya.
4. Varian Omicron (B.1.1.529)
Varian Omicron menjadi varian yang masuk pada penghujung tahun 2021, yaitu pada Desember yang terdeteksi di Jakarta dengan tingkat penularan hingga 500 persen lebih menular dibandingkan Delta.
Selain keempat varian tersebut, masih ada varian Covid-19 lain yang belum masuk ke Indonesia, seperti Gamma yang ditemukan di Brazil pada 2020, Lambda yang ditemukan di Peru pada Desember 2020, dan Kappa yang ditemukan di India pada Oktober 2020.
Referensi:
https://kabar24.bisnis.com/read/20220302/15/1506293/2-tahun-pandemi-ini-daftar-varian-covid-19-yang-ada-di-indonesia
Advertisement
Kesimpulan
Klaim tentang sinetron merupakan varian COVID-19 sebelum omicron ternyata tidak benar. Faktanya, varian COVID-19 sebelum omicron adalah delta.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement