Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim WHO akhirnya mengakuti test PCR bermasalah. Informasi tersebut diungguah salah satu aku Facebook, pada 8 Februari 2022.
Unggahan klaim WHO akhirnya mengakuti test PCR bermasalah berupa tangkapan layar yang terdapat tulisan "WHO AKHIRNYA MENGAKUI TEST PCR BERMASALAH'
Baca Juga
Written by John O'Sullivan
Advertisement
Dalam tangkapan layar tersebut juga terdapat lambang WHO dan tulisan "WHO Information Notice for IVD Users"
Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"WHO buang badan!! dan tak bisa memberikan jaminan kapan pandemi berakhir trus siapa yg mau dituntut dgn banyaknya korban? para nakes yg sdh memberikan obat yg salah krn Test PCR salah diagnosa??? TEPOK JIDAT!!"
Benarkah klaim WHO akhirnya mengakui test PCR bermasalah? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim WHO akhirnya mengakui test PCR bermasalah menggunakan Google Search dengan kata kunci 'the so-called problematic PCR test WHO John O'Sullivan'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "FactCheck: No, the WHO didn't say a positive Covid-19 test is more likely due to a cold" yang dimuat situs thejournal.ie, pada 15 Januari 2021.
Situs thejournal.ie mengulas halaman situs yang identik dengan klaim yaitu artikel berjudul "WHO Finally Admits COVID19 PCR Test Has A ‘Problem’" yang dimuat situs principia-scientific.com.
Situs thejournal.ie menyebutkan, artikel tersebut mengaitkan baris tentang tes positif Covid-19 yang dipicu oleh penyakit seperti flu biasa ke halaman web yang sama sekali berbeda di situs web lain.
Halaman yang ditautkan oleh artikel tersebut berjudul "Covid Tests Ilmiah Penipuan, Epidemi 'False Positives'", dengan subjudul "President Trump Harus Mengambil Tindakan Segera".
Halaman ini muncul di situs web grup Center for Research on Globalization, yang dikenal menyebarkan teori konspirasi.
Pada Agustus 2020, Departemen Luar Negeri AS menerbitkan sebuah laporan yang menemukan bahwa situs web kelompok tersebut telah menjadi sumber “disinformasi dan propaganda anti-AS dan anti-Barat” sejak didirikan pada tahun 2001.
Laporan tersebut mengidentifikasi contoh sebelumnya dari situs web yang menyebarkan disinformasi tentang Covid-19, yang kemudian dihapus dari situs tersebut.
Beberapa unggahan yang membagikan klaim dengan pernyataan WHO sejak Desember yang mengatakan bahwa organisasi tersebut mengakui ada masalah dengan tes PCR.
Sementara WHO tidak menyatakan ada masalah dalam PCR. Pernyataan WHO adalah pemberitahuan informasi yang menyarankan pengguna teknologi pengujian asam nukleat (NAT), yang digunakan dalam pengujian PCR, sesuai dengan petunjuk penggunaan produk.
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'WHO Information Notice for IVD Users' seperti yang tercantum dalam tangkapan layar yang ada pada klaim.
Penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "WHO Information Notice for IVD Users" yang dimuat situs who.int, pada 14 December 2020. Tulisan tersebut ditujukan untuk pengguna teknologi pengujian asam nukleat (NAT) untuk mengetahui aspek tertentu dari petunjuk penggunaan (IFU) pada semua produk..
Dalam tulisan tersebut WHO menyarankan pengguna untuk membaca instruksi dengan seksama, mencari saran jika ada bagian dari instruksi yang tidak jelas, memeriksa instruksi pada setiap pengiriman baru jika ada perubahan, dan memberikan informasi dalam laporan tentang nilai ambang batas siklus ( berapa kali DNA yang diambil dalam sampel diamplifikasi sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya Sars-CoV-2).
Ini menyarankan pengguna tes untuk mempertimbangkan hasil positif dan negatif di samping faktor-faktor lain, seperti jenis spesimen, pengamatan klinis, dan riwayat pasien.
Sumber:
https://www.who.int/news/item/19-01-2021-who-information-notice-for-ivd-users
https://www.thejournal.ie/factcheck-world-health-organization-test-cold-5324747-Jan2021/
Advertisement
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim WHO akhirnya mengakui test PCR bermasalah tidak benar.
Dalam tangkapan layar dokumen WHO yang dicantumkan dalam klaim tidak ada pernyataan WHO yang menyebutkan test PCR bermasalah.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement