Sukses

Cek Fakta: Beredar Lagi Hoaks Gelombang Panas Melanda Indonesia dan Bahaya jika Minum Air Dingin

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi gelombang panas melanda Indonesia dan bahaya jika meminum air dingin.

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi gelombang panas melanda Indonesia bahaya jika meminum air dingin, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut informasi gelombang panas melanda Indonesia bahaya jika meminum air dingin.

"Buat saudara ku yang baikSiapkan diri menghadapiGelombang Panas

Banyak Minum yaaa

Hindari minum ES

Minum seteguk demi seteguk jangan langsung

Bisa sampai 40-50 derajat. Silahkan kondisikan tubuh.

AWAS..!!!!!

*GELOMBANG PANAS KINI MELANDA NEGARA KITA

--------------------------------

Indonesia, Malaysia,Singapura dan bbrp negara lain. saat ini sedang mengalami gelombang panas.

Apa tips yang harus dilakukan dan dihindari simak ya

Harap perhatikan hal hal berikut ini:

1. Seorang teman dokter datang ke saya mengatakan, cuaca sangat panas. Di siang hari, bisa mencapai 40C.

Katanya:”Pada 40 derajat, jangan Anda langsung minum air es! Pembuluh darah mikro bisa meledak. Seorang temannya, dari terkena terik matahari masuk ke rumah, mencuci kaki dengan air dingin. Pandangan mata jadi kabur, dia pun pingsan.

2. Suhu di beberapa tempat telah mncapai 38C atau lebih.Dlm kondisi ini, jaga suhu tubuh agar lebih tinggi.Bahaya ini tak hanya dari minum air es/dingin. Bahaya ini dapat terjadi bahkan sekedar mencuci tangan/muka/ kaki.Anda tidak boleh menyiram/menyeka bagian tubuh yg panas terkena sengatan terik, dengan air dingin.Anda membutuhkan sekitar 30 menit untuk membuat tubuh menjadi dingin sesuai suhu dalam ruangan.Minumlah air hangat suam, 34-36 Celcius.

3. Seorang dokter di rumah sakit, memeriksa seorang pria yang sangat sehat. 3 tahun kemudian, dokter tsb bertemu pria itu lagi dalam kondisi stroke. Pria itu pun bercerita:

"Beberapa waktu lalu, hari amat panas. Setelah kembali ke rumah, agar cepat dingin, saya segera mandi air dingin. Lalu, saya tidak dapat menggerakkan rahang dengan benar. Segera saya panggil ambulans untuk membawaku ke rumah sakit.."

Ingat, terutama di hari yang panas, hindari air dingin karena akan menyebabkan kontraksi pembuluh darah yang cepat.

Yang di rumah ada anak kecil, harus memberi tahu pembantu dan seisi rumah tentang hal ini.

* Akhir-akhir ini cuaca panas di atas normalWalau mungkin kita rasa nyaman bila minum dingin.., namun, itu sangat berbahaya !*Hindari meneguk langsung minuman. Minumlah sedikit-demi sedikit, dengan perlahan

Sebarkan pesan ini ke keluarga-kerabat sekitar kita."

Benarkah informasi gelombang panas melanda Indonesia dan bahaya jika meminum air dingin? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi gelombang panas melanda Indonesia dan bahaya jika meminum air dingin.

Dalam siaran pers yang diterbitkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi pesan berantai yang beredar di berbagai platform media sosial tentu tidak tepat dan tidak benar atau hoaks, karena kondisi suhu panas dan terik saat ini tidak bisa dikatakan sebagai gelombang panas.

Gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada Lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.

Untuk dianggap sebagai gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik, misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut. Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.

Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dengan berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Dalam sistem tekanan tinggi tersebut, terjadi pergerakan udara dari atmosfer bagian atas menuju permukaan (subsidensi) sehingga termampatkan dan suhunya meningkat.

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

Dalam artikel berjudul "Wilayah Indonesia Terasa Sangat Panas di Siang Hari, Ini Penjelasan BMKG" yang dimuat situs Liputan6.com, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, fenomena panas terik yang terjadi belakangan ini dipicu beberapa hal, yaitu posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat awan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

Ia mengatakan suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas. Menurut World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas atau dikenal dengan "Heat Wave" merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.

Fenomena gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.

BMKG mencatat suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36,1 derajat Celcius dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celcius terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara.

Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang pada tahun 2019, sedangkan di bulan Mei sekitar 38,8 derajat Celcius di Temindung Samarinda pada tahun 2018, demikian Guswanto.

Sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com telah mengulas dampak minum air dingin saat gelombang panas terjadi dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Informasi Indonesia Dilanda Gelombang Panas dan Tips Mengatasinya".

Terkait dengan tips untuk menghadapi gelombang panas tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Dokter relawan Covid-19, dr Muhammad Fajri Addai.

dr Fajri mengatakan, tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan stroke itu disebabkan suhu panas dingin.

"Enggak ada. Stroke ada dua jenisnya pendarahan atau stroke pembukaan darah, kedua stroke ini prosesnya jauh hari, setahun dua tahun prosesnya," kata Fajri saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurutnya, untuk mengatasi cucanya panas memang harus minum air agar terhindar dari dehidrasi, namun tidak ada saran yang menyatakan harus minum air panas

"Tidak ada yang menyarankan untuk mengatasi suhu panas minum air hangat, enggak ada, biasa saja, tapi bahwa harus minum iya mencukupkan dehidrasi tubuh kita betul," ujarnya.

Fajri melanjutkan, minum air dingin dengan jumlah sedikit diperbolehkan untuk menstabilkan suhu panas. Sebab jika sedang dalam cuaca panas minum air panas akan membuat panas tubuh.

"Kalau lagi panas, jangan minum air panas, nanti tambah panas tubuh kita," katanya mengakhiri.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com informasi gelombang panas melanda Indonesia dan bahaya jika meminum air dingin merupakan hoaks yang kembali beredar.

Gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada Lintang menengah dan tinggi. Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas.

Fenomena panas terik yang terjadi belakangan ini dipicu beberapa hal, yaitu posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan stroke itu disebabkan peralihan suhu panas ke dingin pada tubuh.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.