Sukses

Twitter Rilis Kebijakan Baru Guna Tekan Penyebaran Hoaks

Twitter mengatakan, akan bergantung pada berbagai sumber yang kredibel untuk menentukan sebuah posting menyesatkan atau tidak.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter kembali mengeluarkan kebijakan baru untuk menekan penyebaran informasi palsu atau hoaks. Kebijakan baru itu untuk menindak postingan yang berisi berita palsu dan berpotensi berbahaya.

Mulai Kamis 20 Mei 2022, platform tersebut tidak akan lagi secara otomatis merekomendasikan atau menekankan postingan yang membuat klaim menyesatkan tentang invasi Rusia ke Ukraina, termasuk materi yang salah mencirikan kondisi di zona konflik atau membuat tuduhan palsu tentang kejahatan perang atau kekejaman terhadap warga sipil.

Twitter juga akan menambahkan label peringatan untuk membantah klaim tentang krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung. Jika konten sudah diberi label, maka pengguna tidak dapat menyukai, meneruskan, atau menanggapi postingan.

"Kami telah melihat informasi dari kedua belah pihak yang mungkin menyesatkan atau menipu," kata Yoel Roth, Kepala Keamanan dan Integritas Twitter, dikutip dari npr.org, Sabtu (21/5/2022).

"Kebijakan kami tidak membedakan antara kombatan yang berbeda. Sebaliknya, kami berfokus pada kesalahan informasi yang bisa berbahaya, terlepas dari dari mana asalnya," tambah dia.

Kebijakan baru ini akan melengkapi aturan Twitter yang ada sebelumnya. Dalam aturan sebelumnya, Twitter melarang media yang dimanipulasi secara digital, klaim palsu tentang pemilu, pemungutan suara, dan informasi yang salah tentang kesehatan, termasuk klaim yang dibantah tentang COVID-19 dan vaksin.

"Kebijakan itu ditulis secara luas untuk menutupi informasi palsu selama konflik lain, bencana alam, krisis kemanusiaan atau situasi apa pun di mana ada ancaman luas terhadap kesehatan dan keselamatan," ucap Roth.

Twitter mengatakan, akan bergantung pada berbagai sumber yang kredibel untuk menentukan sebuah posting menyesatkan atau tidak. Sumber-sumber itu akan mencakup kelompok-kelompok kemanusiaan, pemantau konflik, dan jurnalis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.