Sukses

Kumpulan Hoaks Seputar Obat Beredar di Masyarakat, Simak Faktanya

Hoaks terkait obat kerap muncul di masyarakat. Hoaks ini beredar melalui media sosial maupun pesan berantai aplikasi percakapan.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks terkait obat kerap muncul di masyarakat. Hoaks ini beredar melalui media sosial maupun pesan berantai aplikasi percakapan.

Lalu apa saja hoaks seputar obat yang ada di masyarakat? Berikut beberapa di antaranya:

1. Cek Fakta: Hoaks Parasetamol Mengandung Virus Berbahaya Machupo

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai yang menyebut parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya dengan narasi sebagai berikut:

"PERINGATAN Urgent: Hati-hati untuk tidak menggunakan Paracetamol yang datang ditulis P/500. Ini adalah Parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga dan menyelamatkan hidup dari mereka. Saya sudah melakukan bagian saya, sekarang giliran Anda."

Akun itu menambahkan narasi "Ojo baseng2 ngombe parasetamol Kui diwoco.."

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo? Simak dalam artikel berikut ini...

2. Cek Fakta: Tidak Benar Ada Obat Kapsul Berisi Paku, Simak Penelusurannya

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah video di Facebook dengan klaim kapsul berisi paku. Video itu memiliki durasi sepanjang 25 detik.

Video dengan klaim kapsul berisi paku ditemukan di akun Mujahidah Alya. Video itu diawali dengan seseorang membuka sebuah kardus obat. Orang dalam video tersebut menggunakan Bahasa Inggris.

Kemudian, dia membuka kapsul yang berada di obat tersebut. Selanjutnya, ada enam butir paku berukuran 1 cm jatuh dari kapsul tersebut.

Begini narasi yang ada di akun Mujahidah Alya:

"Tolong perhatikan kalau beli obat bentuk kapsul sebaiknya dibuka 1 untuk percobaan.. karena jangan sampai isi obat adalah paku2 kecil yg justru membahayakan. Yaa mungkin ini ulah oknum jahil aj. Tapi tidak ada salahny untuk waspada.."

Lalu, benarkah klaim kapsul berisi paku? Simak dalam artikel berikut ini...

3. Cek Fakta: Tidak Benar Oseltamivir Obat Covid-19 yang Berbahaya dan Mematikan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Nawa Rawdha, pada 15 Juli 2021.

Klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan berupa video yang menampilkan satu strip obat berbentuk kapsul berwarna putih dan kuning.

Dalam video tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"Ini obat waktu saat aku diisolasi Covidlolos satu biji yang aku makan hampir mrenggut nyawaku, namannya oseltamivir, ini obat barusan diminum waktu masih isolasi di rumah sakit, dalam waktu nggak sampe satu menit aku langsung muter-muter muntah-muntah alhamdulillah Allah masih memperpanjang umur ku, inilah obat yang disebut obat oseltamivir obat khsusu buat flu babi ternyata flu babi dan juga flu burung ini yang diberikan ke aku dan aku ga mau diberika makan selanjutnya, aku ditanya bolak balik sama perawat bu sudah dimakan obatnya? sudah-sudah padahal aku sembunyiin. Nih satu yang ku makan aku bawa pulang untuk kenang-kenangan, ini obat setan, ini berbahayahati- hati kalau ada yang memberikan obat ini ini sangat berbahaya banget. Disini dikatakan obat ini unutk menghilangkan virus, menyembuhkan tapi ternyata obat ini sangat berbahaya namanya Oseltamivir"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Testimoni mantan Korban Konspirasi Global (Covid19) OBAT SETAN (OSELTAMIVIR-generik) Jangan dikonsumsi..buang aja!Nasution Nina inikah obatnya kaa? Yg dlu sempat ak minta utk investigasi?"

Benarkah Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan? Simak dalam artikel berikut ini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.