Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan jaringan Cek Fakta, Cekfakta.com, yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) menggelar kegiatan riset format dan distribusi konten Cek Fakta.
Survei yang juga didukung Google News Initiative ini melibatkan kerja sama dengan tim akademisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sebagai peneliti.
Baca Juga
Dalam acara "Diseminasi Survei Penulisan Cek Fakta" yang digelar secara virtual, Selasa (26/7), tim peneliti memaparkan, dari survei ini didapatkan hasil bahwa audiens cek fakta lebih dominan pada perempuan dengan rata-rata pendidikan terakhir di SMA/SMK, dan rentang usia produktif, 20-40 tahun.
Advertisement
Yeary Panji Setianto, salah satu anggota tim peneliti, yang juga dosen Fakultas Jurnalistik UMN mengungkapkan, dalam tiga bulan terakhir responden survei setidaknya mengakses satu hingga dua konten cek fakta. Dan tentu media sosial (medsos) menjadi salah satu platform yang sering digunakan mengaksesnya.
“Media sosial menjadi jembatan yang bisa membantu audiens untuk mengakses konten cek fakta dari portal berita online,” ujarnya.
Yeary menyebut, platform Facebook jadi salah satu media sosial yang paling banyak diakses oleh ibu rumah tangga serta kelompok usia yang lebih senior. Sementara Instagram masih diandalkan partisipan yang lebih muda.
Sementara F.X Lilik Dwi Mardjianto, koordinator peneliti, yang juga dosen Jurnalistik UMN mengungkapkan, salah satu motivasi seseorang mengakses konten cek fakta adalah profesinya. Seperti seorang guru, misalnya, termotivasi untuk mendapat bekal pengetahuan agar bisa jadi panutan bagi murid-muridnya.
“Jadi sebagian besar berkaitan dengan pekerjaan. Tapi, sangat mungkin diperluas untuk digunakan dalam instrumen sehari-hari yang dilakukan audiens. Tapi, dalam survei ini pekerjaan memang menjadi motif yang cukup siginifikan,” Lilik menuturkan.
Lilik mengungkapkan konten viral juga menjadi salah satu motivasi seseorang untuk mengecek konten dan lanjut ke upaya memverifikasi informasi tersebut.
Dari survei ini, tim peneliti juga menyusun beberapa rekomendasi untuk produksi konten-konten cek fakta. Untuk tahap awal, pihaknya membuat distribusi strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan keinginan audiens membaca konten cek fakta.
Pihaknya juga merekomendasikan adanya gerakan kolaboratif dari berbagai kalangan. Mulai dari newsroom media, platform, dan juga universitas.
Selanjutnya, tim peneliti merekomendasikan tiga hal untuk meningkatkan kualitas konten cek fakta itu sendiri: transparansi, konteks, dan kejelasan, sehingga konten cek fakta bisa jadi lebih komprehensif.
Dan, yang juga tak kalah penting kata Lilik, jangan sampai ada kesalahan dalam konten cek fakta. “Hindari kesalahan seperti typo, salah menulis jabatan, atau lainnya. Sebab, semakin banyak typo, semakin malas orang membacanya,” ujar Lilik.
Memetakan Perilaku Audiens
Riset ini sendiri bertujuan untuk memetakan berbagai opini dan perilaku audiens berita Indonesia terkait dengan konten cek fakta. Tim periset meneliti dari berbagai dimensi, seperti perilaku audiens, motivasi mengakses, platform yang sering digunakan dan persepsi tentang format dan gaya penulisan konten cek fakta.
Penelitian menggunakan dua metode. Yang pertama adalah tahapan survei yang berhasil mendapatkan 1.596 responden yang mewakili audiens berita di Jawa dan luar Pulau Jawa. Tahapan ini dilakukan selama periode Maret-April 2022.
Tahapan kedua adalah focus group discussion (FGD) yang dilakukan pada bulan Juli 2022. Tahapan ini melibatkan 26 partisipan yang direkrut dari responden survei. Di tahapan FGD ini peneliti membahas lebih lanjut tentang efektivitas konten cek fakta dari audiens.
Hinggis Leonanda
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.