Sukses

Cek Fakta: Muncul Lagi Hoaks Coklat Mermaid Mengandung Racun

Beredar lagi kabar tentang coklat mermaid yang mengandung racun. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang coklat mermaid yang mengandung racun kembali beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 26 Desember 2020.

Akun Facebook tersebut mengunggah gambar coklat merek mermaid. Dalam gambar itu terdapat narasi bahwa coklat tersebut mengandung racun dan menyebabkan tiga anak meninggal dunia usai mengonsumsi coklat tersebut.

"Mohon maaf, share ajaa.. Coklat ini beracun.. Berusan kejadian di Budi Rahayu, 3 anak meninggal setelah makan coklat ini.. 3orang yg lain dirujuk ke Bendan juga meninggal.. Mohon anak2 diperhatikan.. Maturnuwun," demikian narasi dalam gambar tersebut.

"Himbauan masyarakat yang mempunyai anak dan keponakan harap dijaga jangan sampai seperti ini. Ini himbauan dari kami mudah-mudahan kita dilindungi dari Allah amin 🙏🙏🙏," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 342 ribu kali dibagikan dan mendapat 3.100 komentar dari warganet.

Benarkah kabar coklat mermaid mengandung racun? Berikut penelusurannya.

 

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang coklat mermaid mengandung racun. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "coklat mermaid mengandung racun" di kolom pencarian Google Search.

Hasilnya terdapat beberapa artikel yang membantah klaim tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Tiada Zat Berbahaya di Cokelat Mermaid" yang dimuat situs dinkes.pekalongankota.go.id pada 14 Mei 2019 lalu.

PEKALONGAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), memastikan, cokelat mermain tak mengandung bahan berbahaya dan memicu kematian. Demikian hasil lab Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Semarang.

"Uji laboratorium menunjukkan, cokelat mermaid tidak mengandung zat berbahaya," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, Kamis (9/5).

Seorang bocah di Kota Pekalongan sebelumnya dikabarkan, mengalami sakit usai mengonsumsi coklemat mermaid. Seorang korban lainnya meninggal dunia. Atas insiden ini, Dinkes mengirimkan sampel camilan tersebut ke BBPOM Semarang.

Guna memastikan penyebab pasti kematian korban, kata Slamet, mesti dilakukan autopsi. "Karena hasil uji laboratorium cokelat tersebut tidak mengandung zat berbahaya," ucapnya.

Sayangnya, melansir Tribun Jateng, bedah mayat tak bisa dilakukan. Sebab, kelaurga korban tidak bersedia. "Kami terkendala," ungkapnya.

Di sisi lain, BBPOM Semarang juga menyimpulkan, produsen kudapan itu tak berizin. Juga tak mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada kemasan produknya. Namun, Dinkes tak bisa melarang peredarannya.

"Penindakan atau penyitaan, hanya bisa dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari BPOM," kata Slamet.

Dia lantas menerangkan, dipastikan ada tanda produk aman konsumsi bila cokelat tersebut mendapat izin dari pemerintah daerah (pemda). "Jika skala pasarnya lebih luas, harus memiliki izin dari BPOM," tutupnya.

 

Referensi:

https://dinkes.pekalongankota.go.id/berita/tiada-zat-berbahaya-di-cokelat-mermaid-.html

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Kabar coklat mermaid mengandung racun dan bahan berbahaya ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), memastikan, cokelat mermain tak mengandung bahan berbahaya dan memicu kematian. Kabar hoaks tersebut sempat beredar pada 2020 lalu.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.