Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Literasi Pandu Digital 2022 yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama UIN Walisongo, Rabu (24/8), dinilai jadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk menjaga data pribadi ketika mengakses suatu laman di internet. Hal itu terungkap dalam webinar "Literasi Digital Sektor Pendidikan: Empowering Students with Digital Literacy".
“Ancaman data digital yakni malware, scam, dan phising masih rawan terjadi dengan tujuan untuk mengambil dan memanfaatkan data pribadi,” ujar Muhammad Mikail Karimov, salah satu narasumber webinar.
Baca Juga
Selain itu, berpikir kritis juga menjadi kunci untuk mampu menyimpulkan hal-hal yang harus dihindari dan menghindari konsekuensi di masa depan.
Advertisement
“Pentingnya berpikir kritis berguna untuk mencari validasi informasi di internet, tidak boleh hanya mempercayai salah satu sumber, serta bagaimana memecahkan masalah melalui solusi,” ujar Mikail, lagi.
Melalui webinar sosialisasi ini, diharapkan tidak hanya mahasiswa, tetapi seluruh lingkup masyarakat mulai menyadari agar bijak saat membagikan data-data tertentu di dunia maya.
Tingkat kesadaran menjadi salah satu solusi yang masih harus dikembangkan untuk terus disosialisasikan dalam literasi digital. Salah satu tips dan hal yang dapat ditelusuri sebelum mengakses suatu data di website tertentu adalah mengecek keamanan website tersebut.
Https Lebih Aman
Mikail menyarankan, website yang diawali "https" lebih aman karena memiliki tingkat secure yang lebih tinggi. Hindari domain yang mencurigakan dan perhatikan ikon gembok untuk keterangan pengaman. Selain itu, Mikail juga menyarankan agar hindari situs yang memiliki pop up iklan saat pertama kali membukanya.
Faktor two authentication juga sangat penting untuk mengaktifkan data pribadi yang aman dan tidak mudah diakses pihak lain.
Menurut Mikail, alangkah baiknya bila pengguna ruang digital melakukan langkah preventif yang dimulai dengan kesadaran bahwa apapun yang diunggah di ruang digital akan terus di sana selamanya. Langkah preventif adalah tidak menyebarluaskan data pribadi yang tidak menyebabkan kebocoran data itu sendiri.
Hani Safanja/Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.