Sukses

Penguatan Literasi Digital Demi Cegah Konten Menyimpang di Media Sosial

Dengan penguatan literasi digital, yang tak melulu soal dimensi ekonomi, akan menciptakan ruang digital yang lebih beradab.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan menekankan, pentingnya penguatan literasi digital bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan yang semakin berat di dunia digital.

Firman menilai bahwa saat ini generasi muda sebenarnya sudah mulai terliterasi dengan baik. Namun, peningkatan indeks literasi digital tersebut dirasa masih belum signifikan.

Menurut dia, hal itu terjadi lantaran tantangan yang dihadapi masyarakat, khususnya generasi muda saat ini semakin berat.

"Jadi kalau kita lihat, mungkin bukan soal literasinya yang tidak berhasil, tetapi memang tantangannya yang semakin berat," kata Firman dilansir dari Antara, Senin (5/9/2022).

Tantangan berat yang dimaksud Firman adalah godaan untuk melakukan hal-hal menyimpang di media digital demi mengejar nilai ekonomi semata. Seperti menghadirkan konten-konten yang tidak bermutu dan tidak mendidik.

Godaan nilai ekonomi itu juga dinilai bisa membuat orang gelap mata, seperti menghalalkan hoaks lalu digunakan untuk mengadu domba di media digital, yang dibalik itu semua terdapat nilai ekonominya.

"Jadi walaupun orang sudah terliterasi, tahu soal hoaks, tahu soal hate speech, tahu soal ada larangan judi lewat media digital, ada Undang-Undang ITE, tetapi tawaran-tawaran untuk menyalahgunakan media digital itu juga semakin canggih, nah ini yang menjadi masalahnya," tutur Firman.

Untuk itu, Firman menilai, perlu adanya penguatan literasi digital kepada generasi muda. Saat ini, media digital hanya dianggap sebagai sarana untuk meningkatkan taraf ekonomi.

Padahal, ruang digital bisa dimanfaatkan lebih dari itu, misalnya digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai positif yang berkaitan dengan sosial, politik, maupun budaya.

Firman optimis, dengan penguatan literasi digital, yang tak melulu soal dimensi ekonomi, akan menciptakan ruang digital yang lebih beradab.

"Hal itu memang mungkin tidak mendatangkan keuntungan ekonomi, tetapi secara sosial, secara budaya situasi-situasi itu akan menjadi lebih baik," tambah Firman.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.