Liputan6.com, Jakarta - Kekuatan revolusi digital harus dimanfaatkan untuk memastikan agar pendidikan berkualitas dapat tersedia sebagai barang publik dan hak asasi manusia, dengan fokus khusus pada kelompok marginal. Hal ini ditegaskan Sekretaris Jenderal Agenda PBB dilansir dari situs resminya, UN.org, Rabu (14/09/2022).Â
Kekuatan teknologi digital perlu disusun untuk memajukan aspirasi nasional dan internasional dalam aspek pendidikan dan pembelajaran jangka panjang. Tindakan tersebut akan membantu meningkatkan transformasi yang bermanfaat ke berbagai aspek pendidikan, baik di dalam maupun di luar lembaga pendidikan formal.Â
Baca Juga
Kemajuan teknologi dapat memastikan bahwa semua orang yang mengakses pendidikan baik anak-anak hingga orang dewasa dapat memperoleh keterampilan literasi dasar, mengembangkan pengetahuan dan kompetensi yang relevan dengan kehidupan dan mata pencaharian mereka, serta berkontribusi pada masa depan.Â
Advertisement
Dalam membuka kesempatan pembelajaran dan pengajaran digital, setidaknya dibutuhkan 3 kunci yang membuatnya dapat diakses secara universal, yakni :
Pertama, Konten. Konten berkualitas dengan pembelajaran digital yang relevan dengan kurikulum harus tersusun dan tersedia kepada semua pelajar dan tenaga didik untuk dapat mengakses platform pembelajaran secara digital.Â
Kedua, Kapasitas. Kapasitas untuk menggunakan teknologi digital dalam meningkatkan pembelajaran harus dikuatkan untuk memastikan tenaga didik, pelajar, dan stakeholder pendidikan memiliki kemampuan dan wawasan yang diperlukan untuk memanfaatkan tools digital untuk belajar menggunakan pendekatan evidence-based. Â
Ketiga, Konektivitas. Konektivitas digital membantu meyakinkan bahwa seluruh sekolah dan individu dapat merasakan manfaat dan keuntungan yang datang melalui internet dengan kualitas koneksi yang layak.Â
Seringkali, koneksi dan teknologi menguntungkan mereka yang lebih memiliki akses lebih mudah dan eksklusif. Hal tersebut menjadi cermin dan memperlebar jurang ketidakadilan pendidikan terhadap pelajar penyandang disabilitas, perempuan, komunitas terpencil, hingga pelajar marginal lainnya.
Untuk memastikan bahwa pembelajaran digital membantu menutup kesenjangan pendidikan, maka PBB bekerjasama untuk mengkalibrasi ulang kebijakan, tindakan, dan investasi untuk memusatkan mereka yang paling membutuhkan kesempatan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement