Sukses

Pengamat Nilai Pentingnya Kesadaran dan Literasi di Media Sosial

Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang pentingnya etika dalam bermedia sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Komunikasi dari Universitas Tanjungpura, Dr Netty Herawaty menyatakan, pentingnya kesadaran dan pemahaman literasi kepada generasi muda terkait penggunaan media sosial.

"Karena saat ini kondisi di media sosial sudah sangat memprihatinkan, sudah tidak ada lagi kesopanan dan etika. Semua orang bisa dengan bebas menyebarkan apa saja tanpa adanya saringan," kata Netty dilansir dari Antara, Sabtu (17/9/2022).

Menurut Netty, masyarakat perlu diberi pemahaman tentang pentingnya etika dalam bermedia sosial. Tujuannya, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dan turut menyebaran informasi palsu atau hoaks.

"Saya masih melakukan pengamatan, apakah hoaks menjadi bagian dari sikap protes, sehingga produksi hoaks termasuk banyak di Indonesia. Harus kita cari bersama-sama akar masalahnya," ucap Netty.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Kalimantan Barat (Kalbar), Brigjen Pol Rudi Tranggono mengajak, warga agar tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi oleh informasi bohong atau hoaks.

"Masyarakat sekarang harus bijak dalam bermedia sosial, karena banyak sisi negatifnya kalau tidak bisa menyaringnya, maka akan dengan mudah terprovokasi oleh hoaks," kata Rudi.

Dia menjelaskan, saat ini banyak informasi yang beredar di media sosial, sehingga masyarakat harus bisa membedakan mana yang informasi benar atau bohong.

"Praktik penyebaran hoaks saat ini di media sosial sangat mudah viral atau tersebar, sehingga dapat menyebabkan kesalahpahaman yang akan memicu konflik sosial, oleh karena itu, kita harus bijak dalam bermedsos," ucap Rudi.

Oleh karena itu, menurut dia, dibutuhkan peran media dalam menangkal hoaks tersebut, karena media memiliki empat peran penting dalam memberikan informasi yang benar.

"Keempat peran itu, yakni media sebagai sumber informasi yang kredibel, terpercaya dan berimbang, kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh pada informasi bohong itu," tambah dia.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.