Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat.
Satu di antaranya klaim tentang bawang merah bisa mengobati luka gigitan ular kobra. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 11 September 2022 lalu.
Advertisement
Baca Juga
Akun Facebook tersebut mengunggah video seorang wanita yang membagikan tips mengobati luka akibat gigitan ular kobra dengan bawang merah. Video itu diberi judul "BILA DIPATUK ULAR JANGAN PANIK".
"Apabila kita tergigit ular berbisa, anda secepatnya lari ke rumah terdekat, minta bawang merah, enggak usah dikupas guys.
Langsung aja dikunyah sampai lembut, terus tempelkan saja pada bagian yang tergigit Insya Allah, sembuh seketika.
Ini penangkal oleh-oleh loh dari orang dayak Kalimantan Timur. Pengalaman teman pernah digigt kobra dan terkena bisanya sampai sudah membengkak.
Begitu aku tanya, katanya terkena ular kobra dan ambil bawang terus dikunyah lembut dan balurkan ke bagian yang luka. Alhasil guys, lima menit kemudian langsung kempes. Nah, semoga bisa membatu untuk semua orang ya. Terima kasih," demikian pernyataan seorang wanita dalam video tersebut.
"Bila digigit ular...," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 20 ribu kali ditonton dan mendapat 13 komentar dari warganet.
Namun setelah ditelusuri, klaim bawang merah bisa mengobati luka gigitan ular kobra ternyata tidak benar. Korban gigitan ular kobra dan ular berbisa lainnya harus segera dilarikan ke rumah sakit yang memiliki stok antibisa.
Selain informasi bawang merah bisa sembuhkan luka gigitan ular kobra, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri selama sepekan. Berikut rangkumannya.
WHO Nyatakan Akhir Pandemi Covid-19 pada 14 September 2022
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim WHO menyatakan akhir pandemi Covid-19 14 September 2022. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Twitter pada 17 September 2022.
Unggahan tersebut berupa tayangan video Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan pernyataan sebagai berikut.
"We're not there yet? But the end is in sight. We have never been in a better position to end the pandemic."
Dengan terjemahan sebagai berikut.
"Kita belum sampai? Tapi akhir sudah di depan mata. Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi."
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"WHO menyatakan akhir dari Plandemit Covid 19 per tanggal 14 September 2022
@KemenkesRI ga cape kalian haaa...@GratisTerbaik @MprAldo Teruslah Berjuang🔥🔥We fight together✊Next PLANDEMIC Will come"
Setelah ditelusuri, informasi WHO menyatakan akhir pandemi Covid-19 pada 14 September 2022 ternyata tidak benar.
Fakta sebenarnya, Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, pada Rabu (14/9/2022) bahwa akhir pandemi sekarang sudah di depan mata.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.