Liputan6.com, Jakarta - Literasi digital sangat penting dalam penggunaan media sosial ketika menanggapi krisis kesantunan warganet. Hal itu diungkap Koordinator Gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution.
“Harus ada program-program yang lebih sistematis dalam rangka mengedukasi masyarakat tentang literasi digital, tentang bijak bermedia sosial dan tentang dampak dari penggunaan media sosial yang kebablasan,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis (22/9).
Baca Juga
Enda melanjutkan, krisis kesantunan di media sosial ini bukan hal yang anyar karena sama dengan di kehidupan nyata. Sehingga menurutnya, fenomena ini terus akan melekat dan menjadi dinamika bermedia sosial di masyarakat. Maka itu, semua pihak tidak boleh menutup mata bahwa fenomena ini berbahaya dan perlu diawasi.
Advertisement
Menurutnya, fenomena hoaks dan juga ujaran kebencian ini memiliki faktor pemicu, seperti frekuensi pada tahun 2014-2016 termasuk tertinggi, yang sampai saat ini belum kunjung hilang.
Dalam periode menjelang tahun politik, Enda mengungkap, media sosial akan dimanfaatkan kembali menjadi area perang opini. Karena media sosial memberikan kemudahan akses dan efesiensi dalam menyebarkan informasi.
“Efeknya yang luas dan murah dan sudah terlihat dari sekarang bagaimana para politisi, capres, dan partai politik mulai membangun kanal-kanal komunikasinya di media sosial," ucapnya.
Kontestasi Politik Bukan untuk Permusuhan
Di kesempatan yang sama ia menekankan, masyarakat harus mempunyai kesadaran bahwa kontestasi politik ini bukan untuk permusuhan, apalagi menimbulkan perpecahan.
Selain itu, ia juga mengatakan masyarakat harus tahu etika dan sanksi sosial untuk para pengguna media sosial. Yang paling ringan seperti blocking, unfriend/unfollow dan mute.
“Maka itu, edukasi berupa informasi dan pengetahuan tentang bijak bersosial media serta literasi digital menjadi krusial, bukan hanya penegakan hukum saja,” ujarnya.
Hinggis Leonanda/Universitas Multimedia Nusantara
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.