Sukses

Simak Daftar Hoaks Obat Berbahaya, dari Parasetamol sampai Oseltamivir

Simak kumpulan hoaks seputar obat berbahaya.

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar obat berbahaya kerap muncul di tengah masyarakat, kondisi ini dapat menimbulkan kekhawatiran pihak yang mempercayai informasi tersebut.

Untuk memudahkan masyarakat membedakan informasi benar dan informasi seputar obat berbahaya dari parasetamol sampai Oseltamivir, Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi tersebut.

Simak kumpulan hoaks seputar obat berbahaya.

Daftar 15 Obat Berbahaya

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim daftar 15 obat berbahaya, kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 19 Oktober 2022.

Klaim daftar 15 obat berbahaya berupa tabel yang berisi 15 nama obat, sebagai berikut.

"Psidii Syrup (Psidium gujava folium extract), Paracetamol Syrup, Cetirizine Syrup, Paracetamol Syrup, Curviplex Syrup, Cetirizine Syrup, Ambroxol Syrup, Alerfed SyrupRanivel Syrup, Praxion Syrup, Domperidon Syrup, Paracetamol Syrup, Ambroxol Syrup, Paracetamol Syrup dan Hufagripp Syrup."

Salain itu juga terdapat beberapa potongan layar artikel salah satunya berjudul "Wamenkes: 15 dari 18 Obat Sirop Mengandung Etilen Glikol"

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Duh duh duhhhhhh

Daftar nama obat yang mengandung bahan berbahaya

#sekilasinfo"

Benarkah klaim daftar 15 obat berbahaya? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

2 dari 4 halaman

Parasetamol Mengandung Virus Berbahaya Machupo

Beredar kembali di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai yang menyebut parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo. Pesan berantai itu beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya dengan narasi sebagai berikut:

"PERINGATAN Urgent: Hati-hati untuk tidak menggunakan Paracetamol yang datang ditulis P/500. Ini adalah Parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silakan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga dan menyelamatkan hidup dari mereka. Saya sudah melakukan bagian saya, sekarang giliran Anda."

Akun itu menambahkan narasi "Ojo baseng2 ngombe parasetamolKui diwoco.."

Lalu benarkah pesan berantai yang menyebut parasetamol mengandung virus berbahaya Machupo? Simak hasil penelusurannya di sini.

3 dari 4 halaman

Oseltamivir Obat Covid-19 yang Berbahaya dan Mematikan

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Nawa Rawdha, pada 15 Juli 2021.

Klaim Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan berupa video yang menampilkan satu strip obat berbentuk kapsul berwarna putih dan kuning.

Dalam video tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"Ini obat waktu saat aku diisolasi Covidlolos satu biji yang aku makan hampir mrenggut nyawaku, namannya oseltamivir, ini obat barusan diminum waktu masih isolasi di rumah sakit, dalam waktu nggak sampe satu menit aku langsung muter-muter muntah-muntah alhamdulillah Allah masih memperpanjang umur ku, inilah obat yang disebut obat oseltamivir obat khsusu buat flu babi ternyata flu babi dan juga flu burung ini yang diberikan ke aku dan aku ga mau diberika makan selanjutnya, aku ditanya bolak balik sama perawat bu sudah dimakan obatnya? sudah-sudah padahal aku sembunyiin. Nih satu yang ku makan aku bawa pulang untuk kenang-kenangan, ini obat setan, ini berbahayahati- hati kalau ada yang memberikan obat ini ini sangat berbahaya banget. Disini dikatakan obat ini unutk menghilangkan virus, menyembuhkan tapi ternyata obat ini sangat berbahaya namanya Oseltamivir"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Testimoni mantan Korban Konspirasi Global (Covid19) OBAT SETAN (OSELTAMIVIR-generik) Jangan dikonsumsi..buang aja!Nasution Nina inikah obatnya kaa? Yg dlu sempat ak minta utk investigasi?"

Benarkah Oseltamivir obat Covid-19 berbahaya dan mematikan? Simak dalam artikel berikut ini...

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.