Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Presiden Jokowi Tolak Malaysia Jadi Anggota Penuh G20

Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim Presiden Jokowi menolak Malaysia sebagai anggota penuh G20. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim Presiden Jokowi menolak Malaysia sebagai anggota penuh G20. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 10 November 2022.

Dalam postingannya terdapat video berjudul "Jokowi Dodo Tolak Malaysia menjadi anggota penuh G20"

Video itu juga disertai narasi "Jokowi tolak Malaysia menjadi anggota penuh G20, jangan remehkan Indonesia"

Lalu benarkah postingan video yang mengklaim Jokowi menolak Malaysia menjadi anggota G20?

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari laman Kemenkeu.go.id. Di sana dijelaskan bawah G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. G20 merupakan representasi lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.

Pada mulanya G20 merupakan pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral, namun KTT G20 juga dihadiri oleh Kepala Negara sejak 2008 dan pada 2010 dibentuk pembahasan mengenai sektor pembangunan.

Adapun anggota G20 saat ini terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Pada pertemuan perdana, Indonesia hadir sebagai perwakilan dari kelompok negara berkembang, kawasan Asia Tenggara, dunia Islam. Dalam tahap pemulihan krisis itu, Indonesia dinilai memiliki ukuran dan potensi ekonomi yang besar di kawasan Asia Tenggara, yang disebut sebagai emerging economy.

G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidensi) yang ditetapkan secara konsensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.

Guna memastikan seluruh pertemuan G20 lancar setiap tahun, Presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.

Dilansir dari Kumparan, ada 3 faktor utama yang membuat suatu negara bisa bergabung sebagai G20, yaitu: nilai PDB, angka perdagangan internasional, dan populasi penduduknya. Nilai PDB Malaysia hanya sekitar USD 356 miliar, sementara jumlah populasi penduduk sekitar 33 juta jiwa.

Sementara dari laman resmi Bank Dunia, worldbank.org, Indonesia saat ini menempati posisi ke-16 berdasarkan PDB. PDB Indonesia mencapai 1.058 triliun dolar AS dan jumlah penduduknya mencapai 273,5 juta jiwa.

Sumber:

https://www.liputan6.com/bisnis/read/5124588/apa-itu-g20-simak- sejarah-tujuan-hingga-perannya

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-singkawang/baca- artikel/14747/Apa-itu-G20-dan-Manfaatnya-untuk-Indonesia.html

https://www.liputan6.com/news/read/5107104/jadi-presidensi-g20- indonesia-pimpin-pembangunan-kolaborasi-global

https://www.liputan6.com/global/read/5124696/apa-itu-g20-ini- tujuan-didirikan-dan-manfaatnya-bagi-indonesia

https://data.worldbank.org/indicator/Ny.Gdp.Mktp.Cd?most_recent_value_desc=true

https://kumparan.com/berita-update/kenapa-malaysia-dan-singapura-tidak-masuk-g20-ini-alasannya-1xmrObs2HKR

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan video yang mengklaim Jokowi menolak Malaysia menjadi anggota G20 adalah tidak benar. Faktanya G20 atau Group of Twenty beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia Malaysia tidak masuk dalam kriteria tersebut, bukan karena ditolak Jokowi.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.