Liputan6.com, Jakarta - Sebagai upaya memperluas akses pemasaran, Kementerian Perindustrian (Kemenprin) menempa Industri Kecil Menengah (IKM) khususnya sektor aneka, kimia, sandang dan kerajinan melalui lokapasar (marketplace) dalam program e-Smart IKM.
Reni Yanita, Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, menjelaskan para pelaku IKM masih menghadapi beberapa kendala dalam pemasaran digital. Terutama dalam ruang lingkup transformasi digital dari jual beli produk dan jasa dari berbagai transaksi konvesional ke transaksi online akan semakin marah di Indonesia.
Baca Juga
Dia meminta agar para pelaku IKM masuk ke saluran pemasaran digital dan mengembangkan keahliannya, agar sukses berjualan secara digital. Maka dari itu, Kemenperin aktif menggelar lokakarya demi meningkatkan kemampuan pemasaran digital bagi para pelaku IKM diberbagai wilayah Indonesia.
Advertisement
“Lokakarya ini disambut baik, dengan dihadiri lebih dari 150 IKM di sektor industri aneka, kimia, sandang dan kerajinan di Solo Raya” ucap Reni yang dikutip Antaranews.
Ni Nyoman Ambereny, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan Ditjen IKMA, menjelaskan saat ini pelaku IKM dinilai perlu memiliki kemampuan memotret produk yang baik dan mengunggah di e-commerce maupun media sosial.
Dalam mengoptimalkan penggunaan fitur e-commerce dan informasi, ia juga mengatakan jika pemanfaatan teknologi finansial atau fintech mempermudah proses pembayaran dan keterampilan ini juga penting dan harus dikuasai para pelaku IKM.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tercatat lebih dari 210 juta pengguna internet di Indonesia pada 2021-2022.
“Penetrasi pengguna internet ini diharapkan juga menjadi peluan dan dimanfaatkan untuk usaha-usaha produktif yang mendorong efisiensi dan perluasan akses pasar seperti jual beli online” ucap Ambareny.
Transformasi digital dari proses jual beli konvensional dan beralih pada jual beli daring tak hanya produk maupun jasa akan semakin marak di Indonesia. Ia juga menjelaskan jika hal ini tidak hanya untuk perubahan bagi para pelaku IKM untuk memasuki saluran pemasaran di digital, namun sebagai pengembangan skill agar sukses berjualan secara digital.
Gloria Natali/Universitas Multimedia Nusantara
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement