Liputan6.com, Jakarta- Peristiwa unjuk rasa pekerja PT Gunbuster Nickel Industry atau GNI di lokasi fasililtas pengolahan dan permurnian mineral atau smelter di Morowali Utara, Sulawesi Tengah berujung pada bentrok maut.
Menyikapi peristiwa tersebut PT GNI berharap agar seluruh pihak dapat menahan diri dan berpikir jernih dalam mengolah informasi yang beredar, khususnya mengenai pemberitaan yang simpang siur, yang berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru atas peristiwa yang terjadi.
Baca Juga
"Kami atas nama perusahaan menyatakan sangat prihatin atas peristiwa demonstrasi yang berakhir ricuh yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2023 di lokasi proyek PT Gunbuster Nickel Industry (GNI)," dikutip dalam keterangan terlulis yang dimuat dalam situs resmi GNI, Senin (16/1/2022).
Advertisement
PT GNI dengan aparat penegak hukum langsung melakukan investigasi yang mendalam dan mengusut tuntas seluruh kejadian yang menimbulkan kerugian bagi semua pihak baik kerugian materiel, imateriel, hingga jatuhnya korban jiwa.
Peristiwa bentrok pekerja smelter tersebut tidak hanya berdampak bagi perusahaan melainkan juga bagi masyarakat sekitar
Perusahaan mengajak semua pihak untuk menjaga keberlangsungan investasi GNI, yang merupakan usaha yang memberikan manfaat bukan hanya untuk kepentingan perusahaan, namun juga untuk masyarakat sekitar dan negara.
Oleh karena itu, perusahaan berharap agar ke depannya hal-hal seperti ini tidak terulang lagi, sehingga perusahaan dapat terus memberikan manfaat bagi semua pihak.
Kronologi Bentrok Pekerja PT GNI di Morowali Utara Berujung Maut
Kerusuhan pecah di Pabrik Smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Hal ini bermula dari aksi unjuk rasa anarkis yang berujung bentrok antara pekerja.
Awalnya, pada Jumat (13/1/2023) muncul aksi unjuk rasa dari serikat buruh yang terjadi di dua lokasi yakni, di pos 4 dan pos 5 kantor PT GNI Para pekerja juga melakukan mogok kerja karena sejumlah tuntutan mereka tak dipenuhi pihak perusahaan.
"Sempat dimediasi di kantor Disnakertrans Morowali Utara tapi tidak menemui kesepakatan antara pihak pekerja dengan pihak perusahaan," imbuh Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto kepada wartawan, dikutip Senin (16/1/2023).
Setelah mediasi tersebut, terang Didik pihak perusahaan kemudian hanya menyetujui tujuh dari delapan tuntutan para pekerja. Sementara satu poin tuntutan pekerja, pihak perusahaan masih menunggu hasil mediasi dengan pihak Disnaker Morowali Utara tanggal 16 Januari mendatang.
"Tapi, pada Sabtu kemarin sekitar pukul 19.40 WITA, area jalan masuk pos 4 terjadi tindakan anarkis yang dilakukan karyawan. Sekitar 500 orang pekerja melempar dan merusak area jalan masuk pos 4," bebernya.
Bentrok itu dipicu karena pihak keamanan perusahaan menghalangi jalan para pekerja untuk masuk ke pos 4 PT GNI. Sehingga terjadilah perlawanan para pekerja dan merusak kantor security.
"Jalan mereka dihalangi diduga inilah yang menjadi pemicu kerusuhan dan kantor security pun dirusak massa yang ingin masuk ke pos 4," jelasnya.
Sedikitnya 69 pekerja di Pabrik Smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah diamankan pihak kepolisian. Mereka diamankan usai terlibat bentrok hebat yang mengakibatkan seorang TKA dan dua pekerja lokal meninggal dunia.
"Iya benar, saat ini sebanyak 69 orang sudah kita amankan," kata dia
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.