Liputan6.com, Jakarta- Informasi tentang penculikan anak beredar belakangan ini, kabar tentang motif dan pelaku aksi tersebut pun beredar di tengah masyarakat.
Salah satu kabar penculikan anak yang beredar belakangan ini adalah tentang harga organ anak yang diculik satu anak 5 miliar yang tersebar lewat aplikasi percakapan dan media sosial.
Baca Juga
Kabar tersebut berupa tangkapan layar artikel sebuah surat kabar berjudul 'Satu Anak, 5 Miliar. Surat kebar tersebut mengulas tentang pemicu penculikan akan yang marak di kota besar untuk dijual organ tubuhnya. Dalam informasi tersebut pun muncul harga setiap organ tubuh, mulai dari bola mata hingga kulit.
Advertisement
Lalu, bagaimana faktanya? Simak ulasan tentang informasi atu anak 5 miliar berikut.
Beredar sejak 2017
Informasi harga satu anak 5 miliar ternyata kabar yang timbul tenggelam di tengah masyarakat sejak 2017, hal ini pun telah diulas dalam akun Twitter resmi Divisi Humas Polri @DivHumas_Polri, pada 23 Maret 2017.
Â
Â
Â
Â
Fakta Berikutnya
Pernyataan Polri
Cuitan akun Twitter resmi Divisi Humas Polri @DivHumas_Polri, pada 23 Maret 2017 membatan informasi tentang satu anak 5 miliar, dengan mengeluarkan tangkapan layar foto artikel media cetak dan melabelinya dengan tulisan "HOAX" foto tersebut dengan keterangan sebagai berikut "Polisi Pastikan Berita Penjual Organ Tubuh Itu HOAX #kamihumaspolri #BiroMultimedia".
Dalam tangakapan layar, terdapat narasi sebagai berikut.
"Kepolisian pastikan informasi penculikan dan penjualan organ tubuh anak-anak yang viral di media sosial adalah hoaks"
 Dalam artikel berjudul "Kapolri: Isu Penculikan Bermodus Penjualan Organ, Hoax!" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 21 Maret 2017.
Kapolri Jenderal Polisi yang saat itu dijabat Tito Karnavian menegaskan isu tersebut bohong.
"Saya cek ke Manado, cek juga ke Polda Metro Jaya, karena ini berkembang juga di Jakarta, itu kita cek, hoax," ucap Tito di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).
Â
Imbauan Polri
Masih dalam tangkapan layar cuitan akun Twitter resmi Divisi Humas Polri, Kapolri saat itu, Jenderal Tito Karnavian meminta masyarakat untuk tidak termakan isu dan resah terhadap maraknya kabar penculikan anak dan penjualan organ tubuh di media sosial.
Advertisement
Menimbulkan Keresahan
Masih dalam artikel tersebut, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang dijabat Asrorun Ni'am Sholeh di kantornya menuturkan, beberapa isu yang tersebar di media sosial dan menjadi viral, kebanyakan hoax. Sehingga, tak layak untuk menjadi viral.
"Perlu kami sampaikan, termasuk konten yang di media sosial. Ada beberapa yang benar, ada yang tidak layak diviralkan. Banyak hoax," jelas Asrorun.
Asrorun mengatakan, hal ini harus segera dihentikan karena bisa menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. Dia mengimbau, jika memang ada penculikan, sebaiknya langsung dilaporkan ke penegak hukum.
"Isu kasus penculikan anak, ini menyebabkan ketakutan. Kalau ada kasus, dilempar saja ke penegak hukum," tutur dia.
Â
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement