Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Thailand Batalkan Kontrak Vaksin Pfizer akibat Putri Kerajaan Koma

Beredar di media sosial postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 18 Februari 2023.

Berikut isi postingannya:

"Skandal terbaru yg melibatkan Perusahaan Vaksin Raksasa Pfizer.

Putri Sulung dari Raja Thailand yg berusia 44 tahun dan pewaris tahta kerjaan Thailand beberapa waktu lalu menerima vaksin booster merk Pfizer dan 23 hari setelah menerima Killshot dan bermain Russian Roulette, akhirnya Putri sulung ini Pingsan sampai sekarang dalam keadaan koma.

Keluarga besar kerajaan Thailand menuntut Pfizer untuk bertanggung jawab dan mereka akan membatalkan dan juga membeberkan semua detail kontrak Pfizer dengan Negara Thailand yg merasa dirugikan karena peristiwa ini."

Lalu benarkah postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma?

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan memasukkan kata kunci "Thailand cancel pfizer vaccine contract" di mesin pencarian Google.

Hasilnya terdapat artikel dari AP News berjudul "Thai official: No plans to void Pfizer COVID vaccine contract" yang tayang pada 8 Februari 2023.

Di sana terdapat bantahan dari seorang pejabat dari Institut Vaksin Nasional Thailand yang berada di bawah Kementerian Kesehatan Masyarakat. Mereka menyebut postingan yang beredar di media sosial tidak benar.

"Tidak ada rencana untuk menghentikan atau menunda atau mempertimbangkan penggunaan vaksin Pfizer. Kami masih memakai vaksin tersebut," ujar pejabat tersebut menjelaskan.

"Selain itu tidak ada rencana untuk meninjau ulang kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer atau produsen lain yang sudah berjalan selama ini. Vaksin ini aman dan terus direkomendasikan untuk publik," ujarnya.

Selain itu Pfizer melalui pernyataan pada AP News juga membantah postingan tersebut. "Pihak berwenang Thailand terus melanjutkan rekomendasi vaksin sesuai dengan indikasi dan izin yang diberikan."

Terkait Putri Bajrakitiyabha yang mengalami koma, pada 7 Januari 2023 Kerajaan Thailand memberikan pernyataan bahwa ia mengalami infeksi mycoplasma. Penyakit ini disebabkan bakteri yang sering dikaitkan dengan pneumonia.

Profesor Harvard dan Kepala Penyakit Menular di Brigham and Woman Hospital Boston, Daniel Kuritkes menjelaskan sejauh ini tidak ada kaitan infeksi mycoplasma dengan vaksin covid-19.

Selain itu dalam artikel USA Today, juru bicara Pfizer, Turpti Wagh menyebut vaksinnya tetap digunakan dan direkomendasikan di Thailand.

"Ratusan juta dosis vaksin Pfizer telah didistribusikan secara global. Sejauh ini profil manfaat-risiko vaksin tetap positif untuk semua indikasi dan umur yang telah mendapat izin," kata Wagh.

Sumber:

https://apnews.com/article/fact-check-covid-vaccine-pfizer-thailand-203948163859?

https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2023/02/14/fact-check-false-claim-thailand-banning-pfizers-covid-19-vaccine/11237189002/

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan yang menyebut Thailand membatalkan kontrak vaksin covid-19 dengan Pfizer setelah putri kerajaan Bajrakitiyabha Narendiradebyavati koma adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.