Sukses

Marak Penipuan, Simak 4 Tips Agar Tak Tertipu Belanja di E-Commerce Selama Idul Fitri

Jelang libur panjang menyambut Hari Raya Idul Fitri seringkali terjadi serangan di dunia maya.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang libur panjang menyambut Hari Raya Idul Fitri seringkali terjadi serangan di dunia maya. Biasanya serangan siber ini menyasar masyarakat dalam bentuk social engineering seperti phising dan serangan malware.

Laporan terbaru dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengemukakan bahwa ada hampir 1 miliar serangan siber yang terjadi di Indonesia sepanjang 2022, dan masa libur Lebaran menjadi salah satu periode dengan tingkat serangan tertinggi.

Khusus untuk penipuan di e-commerce ada beberapa modus yang digunakan para oknum kejahatan siber. Modus itu antara lain mengaku sebagai Customer Service dari platform e-commerce atau Bank dan menawarkan doorprize, diskon, cashback, voucher belanja, THR, menang undian, konfirmasi perubahan biaya, penukaran poin reward, atau pembatalan transaksi sepihak.

Kemudian pelaku berpura-pura mengkonfirmasi dan verifikasi penukaran hadiah, dengan membujuk dan menipu korban untuk menyebutkan Kode/OTP yang telah dikirimkan melalui SMS atau email. Kode tersebut pun digunakan untuk menarik data dan dana korban.

Selain itu ada juga modus berpura-pura sebagai kurir e-commerce dan mengirimkan link palsu berupa file ekstensi APK dan foto paket customer, lalu meminta korban menginstal aplikasi tertentu dan menyetujui hak akses (permission) pada aplikasi, kemudian data dalam handphone pun dapat diambil.

Lalu apa saja tips agar terhindar dari penipuan di e-commerce? Berikut beberapa di antaranya seperti dilansir dari laman Blibli:

1. Jangan bagikan PIN atau Kode OTP jika melakukan verifikasi akun

Saat mendaftarkan akun ke e-commerce, biasanya kita akan melakukan verifikasi akun melalui kode OTP berupa PIN yang dikirimkan ke nomor yang kita daftarkan. Untuk bersama-sama menjaga keamanan mengantisipasi serangan cyber security dengan tidak membagikan OTP ke siapa pun, mengganti password akun secara berkala, dan tidak memakai password yang sama pada situs yang berbeda.

2. Waspada nomor tidak dikenal yang mengirimkan link tertentu

Phishing merupakan teknik penipuan yang bisa dibilang paling sukses menjerat korban. Phishing dapat dijalankan dengan mengirim SMS, chat, hingga email dengan mengatasnamakan penyedia layanan. Karena phishing sudah cukup umum dilakukan, konsumen perlu waspada jika ada nomor tidak dikenal mengirimkan link tertentu. Jangan sembarang klik tautan dari nomor yang tidak dikenal agar data kita tidak diambil oleh pelaku serangan siber.

3. Teliti dengan tidak mudah tergiur barang murah atau diskon besar

Pelanggan dapat menjadi korban dari penipuan transaksi online karena terlena dengan promo besar-besaran dan harga barang yang sangat murah. Pelanggan perlu menjadi smart buyer dengan lebih teliti dalam melihat produk dan toko online saat belanja online.

4. Minta rekomendasi teman atau melihat review dari konsumen lain

Cara menghindari penipuan saat belanja online berikutnya adalah dengan meminta rekomendasi dari teman atau melihat review dari konsumen lain. Ulasan yang lengkap, detail, dan masuk akal juga menjadi tanda bahwa toko dan produk yang kita lihat bisa dipercaya.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.