Sukses

Cermati 6 Taktik Ini untuk Bantu Anda Terhindar Hoaks di Internet

Maka dari itu, pengguna harus cermat ketika menerima informasi dan konten di internet. Banyak ahli dan pakar yang telah memaparkan kiat-kiat mengidentifikasi hoaks, manipulasi dan misinformasi.

Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah lama hidup berdampingan dengan internet, nyatanya pengguna rentan terhadap misinformasi dan manipulasi online. Oknum sering kali memanfaatkan keterbatasan kemampuan otak untuk membedakan informasi asli dan palsu di internet dengan melakukan penipuan, manipulasi, hoaks, dan misinformasi online.

Maka dari itu, pengguna harus cermat ketika menerima informasi dan konten di internet. Banyak ahli dan pakar yang telah memaparkan kiat-kiat mengidentifikasi hoaks, manipulasi dan misinformasi. Namun, Sander Van Der Linden Ph D. memiliki perspektif yang berbeda.

Melansir dari Psychologytoday.com, Sander Van Der Linden Ph D.mengemukakan enam taktik manipulasi dan penipuan online yang sering dilakukan oknum.

Mari cermati enam taktik ini, sehingga kita tidak sampai terjerumus dalam penipuan, manipulasi, hoaks, dan misinformasi online.

2 dari 3 halaman

Pahami Taktik Ini Dengan Baik

Emosi

Emosi merupakan bagian dari hidup manusia sebagai makhluk sosial. Oknum biasanya mempermainkan emosi untuk mempengaruhi seseorang. Misalnya dengan menakut-nakuti, memicu amarah, hingga memikat seseorang dengan konten yang emosional.

Hal ini dilakukan karena dalam psikologi dasar kata-kata yang bersifat moral-emosional seperti “benci” dan “jahat” cenderung lebih menarik perhatian daripada bahasa netral. 

Bahkah penelitian menunjukkan bahwa unggahan di media sosial yang menggunakan bahasa moral-emosional mengalami peningkatan engagement sebesar 10 hingga 20 persen. Maka dari itu sebagai pengguna, jangan sampai unggahan dan informasi yang beredar di internet (terlebih hoaks) dapat mempengaruhi dan memanipulasi Anda.

Peniruan dan penyamaran

Peniruan dan penyamaran seringkali ditemukan di internet. Mulai dari peniruan identitas orang lain hingga penyamaran sebagai ahli palsu. Biasanya oknum menyamar sebagai ahli atau menggunakan kredibilitas organisasi tertentu untuk menyebarkan hoaks dan misinformasi.

Polarisasi yang bertujuan memisahkan orang

Ketika terdapat kelompok-kelompok yang memiliki preferensi politik berbeda, oknum memanfaatkan situasi ini dengan memperkeruh suasana. Biasanya dilakukan dengan membuat artikel headline yang memicu perpecahan kelompok-kelompok.

Selain itu, biasanya polarisasi dilakukan dengan memancing dan mengadu domba kelompok-kelompok untuk berdebat. Adu domba juga dapat berupa sebaran hoaks atau informasi yang sensasional. Sebagai pengguna yang kritis, jangan sampai Anda terjerumus dalam perdebatan yang dapat menimbulkan polarisasi.

Trik pancingan ibarat kail berumpan untuk menangkap ikan

Di internet, pancingan juga memerlukan umpan yaitu konten untuk menghasut dan memanipulasi publik seperti hoaks dan misinformasi.

Biasanya pancingan dilakukan langsung oleh banyak orang yang dikenal dengan istilah buzer. Pancingan ini dioperasikan oleh manusia yang bertujuan untuk menipu orang lain. Tetap waspada terhadap segala konten di internet, jangan sampai termakan dengan trik pancingan. 

Konspirasi yang menarik secara psikologis

Umumnya konspirasi menyuguhkan penjelasan sederhana dan memanfaatkan keinginan otak untuk menyambungkan banyak hal. Memang beberapa konspirasi benar terjadi dan baik untuk meningkatkan skeptisisme. Namun, dalam perspektif lain konspirasi dikelola oleh oknum untuk melakukan agenda tertentu. Skemanya berjejaring, pihak atas akan membuat narasi salah (hoaks atau misinformasi) kemudian, orang lain menyebarkannya.

Konspirasi tidak hanya sekali. Jika sekali percaya, kemungkinan besar Anda akan mendukung konspirasi lainnya. Jangan sampai Anda mempercayai konspirasi mentah-mentah tanpa berpikir jernih dan mencari verifikasinya. Hati-hati dengan konspirasi palsu.

Penghinaan dengan hoaks dan misinformasi

Di internet, hoaks sering kali dijadikan alat untuk menepis dan menghina sudut pandang (argumen) yang kurang menyenangkan (tidak sesuai dengan preferensi seseorang). Biasanya dilakukan dengan menyerang personal atau karakter seseorang bukan argumennya. Penghinaan ini sangat mudah untuk dilakukan jika Anda tidak menyukai seseorang. Namun, jangan sampai terhasut karena ini menyesatkan.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini