Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, perusahaan International Business Machines Corp (IBM) menjadi sorotan lantaran pengumuman CEO IBM Amerika Serikat, Arvind Krishna, bakal menyetop rekrutmen pekerja sebanyak 7.800 pekerjaan yang akan digantikan perannya oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Arvind mengumumkan, rekrutmen untuk divisi back office atau yang tidak memiliki interaksi langsung dengan pelanggan, seperti HR, akan ditunda. Jumlah total karyawan di divisi ‘belakang layar’ tersebut adalah sekitar 26 ribu pekerja, di mana 30 persennya akan digantikan oleh AI dalam beberapa tahun ke depan.
Baca Juga
Kehadiran kecerdasan buatan AI, menjadikan peran literasi digital makin krusial. Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan mengungkapkan, masyarakat diharapkan untuk meningkatkan literasi digital.Â
Advertisement
Pernyataan Firman yang dilansir dari Antaranews.com tersebut menyebutkan, masyarakat Indonesia mudah dalam menggunakan teknologi, tetapi yang perlu diperhatikan adalah cara dan tujuan pemakaiannya apakah sudah aman dan benar atau belum. Di sinilah peran literasi dan pembelajaran lebih lanjut berada.
Firman mengatakan, kehadiran AI pada dasarnya telah mendorong terjadinya perubahan besar dalam peradaban manusia sehingga perlu diantisipasi agar tidak berdampak buruk pada masyarakat.
Â
AI Gantikan Pekerja?
Dalam situasi lapangan pekerjaan, AI dikhawatirkan menggantikan kelompok tenaga kerja produktif. Kekhawatiran tersebut dapat dimengerti mengingat kemampuan AI yang dapat memecahkan berbagai masalah dan meningkatkan produktivitas di banyak bidang.
Dengan demikian, meningkatkan literasi dianggap sebagai solusi untuk membantu masyarakat menghadapi kemunculan AI.
Selain meningkatkan literasi teknologi dan digital, pemerintah diharapkan dapat berperan aktif memberikan edukasi dan memperkenalkan AI kepada masyarakat agar mereka dapat beradaptasi dengan benar.
"Kultur masyarakat perlu dibangun agar penggunaan teknologi, khususnya AI ini dapat dimanfaatkan secara benar," ujarnya.
Firman mengatakan bahwa meskipun kecerdasan buatan yang dioperasikan oleh mesin memiliki beberapa kelemahan seperti kurangnya kemampuan untuk memahami konteks dan mengevaluasi pekerjaan sebagaimana manusia.
Namun, jika tidak ditangani dengan serius, seiring berjalannya waktu, AI akan mampu melakukan pekerjaan manusia secara sempurna.
"Pada sebagian realitas, kemampuan pemrosesan data AI jauh mengungguli manusia. Negara harus mengkaji secara serius," ungkap Firman.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.