Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mulai melakukan antisipasi terhadap maraknya akun palsu yang beredar di media sosial (medsos) menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Hal ini berkaca pada pengalaman Pemilu 2019 di mana akun-akun anonim tersebut sering kali menyebarkan hoaks, ujaran kebencian hingga Suku, Agama, Ras dan Antaragolongan (SARA). Karena itu, Polri akan terus melakukan patroli siber yang mengawasi medsos.
Advertisement
Baca Juga
"Ini barangkali (ada oknum), pakai akun palsu, kalau di jalan ada patroli siber (Polri). Jangan mencoba mau fitnah pakai akun palsu, tertangkap, jadi jangan merasa pakai akun palsu," ujar Ramadhan dilansir dari Antara, Jumat (2/6/2023).
Untuk itu, dirinya mengingatkan agar masyarakat dapat menggunakan medsos secara bijaksana selama Pemilu 2024 berlangsung. Jangan mudah termakan informasi hoaks atau bohong yang disebarkan oleh akun-akun palsu tersebut.
"Agar tak terjerat hukum, sarana media pilihlah dengan cerdas tanpa menjelek-jelekan. Jangan memfitnah, jangan mengadu domba," katanya.
Di sisi lain, Polri juga mengkhawatirkan apabila terjadi isu SARA di pesta demokrasi lima tahunan itu. Sebab, prosesnya penyelesaiannya panjang, terlebih juga bersinggungan dengan hukum.
"Misal (masalah) pribadi, bisa dilakukan restorative justice, bisa diselesaikan tanpa proses hukum. Kalau mengandung kebencian terhadap salah satu suku, SARA, itu tidak bisa ditoleransi lagi," jelas Ramadhan.
Bawaslu Ajak Generasi Muda Tidak Mudah Sebarkan Hoaks
Maraknya hoaks seputar Pemilu belakangan ini tentu menimbulkan kekhawatiran. Itu sebabnya Bawaslu mengajak semua pemilih termasuk generasi muda untuk bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Hal ini disampaikan oleh anggota Bawaslu, Totok Hariyanto. Ia mengungkapkan hoaks yang terus disebarkan akan menimbulkan kebencian dan bisa menimbulkan kegaduhan.
"Kalau ada unggahan mengandung kebencian, semangat emosional, berita bohong, tidak usah diteruskan. Dibaca lalu langsung dihapus saja," ujar Totok dilansir Antara.
"Seorang pemilih harus bersikap cerdas dalam mendukung jagoannya di Pemilu 2024. Salah satu caranya adalah dengan menyaring informasi yang didapat," katanya menambahkan.
Di sisi lain Bawaslu juga meminta masyarakat tidak takut untuk melaporkan adanya dugaan pelanggara pemilu. "Yang namanya pengawas pemilu itu ada di tingkat desa, kecamatan. Kalau ada pelanggaran pemilu laporkan saja jangan takut."
Advertisement