Sukses

Marak Kekerasan Gender Berbasis Online, Literasi Digital Makin Penting Bagi Perempuan

Melihat fenomena ini, Kementerian PPPA mengimbau perempuan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi digital.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah adanya kejahatan dan ancaman di ruang digital, pengguna perlu untuk memiliki dengan kemampuan literasi digital yang baik. Hal ini agar pengguna tidak mudah terjebak dalam segala bentuk ancaman dan kejahatan digital seperti hoaks, hacking, phishing, disinformasi, penipuan, dan lainnya.

Bintang Puspayoga, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengatakan bahwa pemahaman literasi digital yang baik dapat melindungi perempuan dan anak dari ancaman kriminal dan bahaya di media sosial.

"Perempuan yang memiliki literasi digital akan mampu melindungi diri sendiri di dalam dunia digital dan masa depan, termasuk melindungi anak-anaknya dalam berselancar pada dunia digital, di media sosial," ujar Bintang dilansir dari antaranews.com.

Paparan Bintang didasari oleh perhatiannya pada kekerasan gender berbasis online yang sering ditemukan. Ia juga melihat adanya kesenjangan ketika perempuan dan anak-anak mengakses informasi.

Melihat fenomena ini, Kementerian PPPA mengimbau perempuan Indonesia untuk memanfaatkan teknologi digital. Tak hanya itu pihaknya juga akan membekali perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri agar aman dan bebas dari kejahatan digital.

2 dari 3 halaman

Rumah Pintar Untuk Perempuan

Salah satu upaya PPPA untuk menunjang literasi digital perempuan adalah mendirikan Rumah Pintar Sahabat Perempuan dan Anak. Rumah ini mengusung tema high touch and high technology. 

Dilengkapi dengan inovasi terbaru, PPPA bertekad untuk meningkatkan edukasi digital dengan membangun kerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI). Bersama RRI, PPPA akan memperluas jangkauan topik pemberdayaan melalui Kanal Perempuan dan Anak di dalam aplikasi RRI Play Go.

Kanal tersebut akan menyajikan konten kesehatan dan perkembangan perempuan dan anak guna meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental. Tak hanya itu, diharapkan perempuan dapat bertemu dan berpartisipasi dengan komunitas perempuan, organisasi kemasyarakatan, serta melakukan diskusi di forum.

Kanal tersebut dapat menjadi panduan bagi perempuan dan anak-anak dalam beraktivitas di ruang digital. Kerjasama ini juga membuat keterlibatan perempuan dalam transformasi digital meningkat sehingga mengurangi penyebaran hoaks yang menyesatkan perempuan dan anak-anak.

"Sinergi dan dukungan dari semua pihak merupakan kunci dalam menutup kesenjangan gender digital, dan mewujudkan perlindungan hak perempuan dan anak. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan literasi digital tentunya perempuan dan anak," ucap Bintang.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini