Liputan6.com, Jakarta - Â Penipuan bermodus Android Package Kit (APK) di ponsel beberapa waktu terakhir ramai menyerang masyarakat Indonesia.
Dampak dari modus penipuan tersebut akan mencuri data pengguna ponsel jika tidak berhati-hati. Biasanya mereka mengirimkan file berekstensi APK melalui media sosial WhatsApp atau aplikasi pesan lainnya, dengan format nama undangan pernikahan maupun foto dari kurir paket yang seolah-olah tampak asli jika tidak dibuka.
Padahal jika terlanjur diklik file APK tersebut dan diinstal sembarangan, maka otomatis penipu dapat mengakses data yang terdapat dalam ponsel pengguna.
Advertisement
Dilansir dari Antaranews.com, Fact Checker Specialist dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Aribowo Sasmito, memberikan kiat-kiat praktis pencegahan modus penipuan menggunakan APK pada ponsel pintar.
Ia mengatakan, cara termudah untuk menghindari modus penipuan tersebut adalah jangan sembarang menginstal aplikasi di ponsel pintar. Instal aplikasi hanya melalui Google Play Store untuk Android maupun App Store di IOS.
"Jangan suka membuka APK atau file lain dan menginstal aplikasi di luar dari Google Play Store," kata Aribowo.
Google Play Store memiliki fitur Play Protect yang menjadi upayanya menjaga keamanan dan melindungi data pengguna dari aplikasi jahat. Menurutnya, penting juga untuk memasang aplikasi antivirus sebagai langkah perlindungan tambahan.
Fact Checker Mafindo tersebut mengingatkan terkait bahaya yang timbul dari perangkat yang terserang virus dan masyarakat perlu menyadari bahwa virus atau malware dapat membuka "pintu belakang" atau backdoor untuk memasukkan aplikasi jahat lain dan mencari informasi sensitif seperti catatan bank atau informasi pribadi yang dapat disalahgunakan.
Saran Fact Checker Jika Serangan Terjadi
Saran yang diberikan oleh Aribowo jika terjadi serangan adalah dengan langsung mengganti kata sandi dan PIN yang digunakan di dalam ponsel pintar dengan segera. Bukan di perangkat yang terkena virus atau malware, tapi di perangkat lain yang tidak terkena, karena terdapat kemungkinan penipu menggunakan keylogger atau perekam ketikan yang dapat mencatat semua yang diketik pengguna.
"Cara menggantinya jangan menggunakan handphone yang sudah terlanjur terkena virus atau malware karena takutnya di situ ada keylogger-nya. Jadi apapun yang kita ketik akan disimpan dan dikirim ke si pemilik aplikasi jahat tadi. Jadi harus menggunakan perangkat lainnya," kata Aribowo.
Ia pun menekankan pada masyarakat pentingnya memahami dasar-dasar keamanan digital, salah satunya adalah mengenali berbagai modus operandi serangan semacam mengirimkan file berekstensi APK pada aplikasi pengirim pesan.
Advertisement
Waspada Social Engineering (Rekayasa Sosial)
Aribowo juga mengingatkan tentang pentingnya menyadari rekayasa sosial (social engineering). Dalam jenis penipuan social engineering, penyerang mencoba mengumpulkan informasi sensitif dari korban melalui percakapan yang tampak biasa-biasa saja.
Terakhir, sangat disarankan pada masyarakat untuk menggunakan autentifikasi dua langkah guna meminimalisasi pembobolan data.
"Percayalah, seribet-ribetnya kita mencegah itu lebih enak daripada mengobati. Artinya kalau sudah terlanjur kebobolan kita akan jauh lebih repot. Tidak apa repot di awal tetapi keamanan digital kita aman,"Â ujar Aribowo.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement