Liputan6.com, Jakarta - Edukasi literasi digital kerap diupayakan oleh berbagai sektor mulai dari ekonomi, politik, keuangan, pendidikan, dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menunjang keamanan dan kesejahteraan aktivitas digital. Saat ini, edukasi literasi digital juga mulai diupayakan dari rumah oleh orang tua.
Dalam konteks literasi digital dalam keluarga, Reny Haning, Spesialis Perlindungan Anak dan Advokasi ChildFund International di Indonesia menekankan, penting bagi orangtua menempatkan anak sebagai subjek dalam menyampaikan literasi digital.
Baca Juga
“Memperlakukan anak itu sebagai subjek, jangan sebagai objek. Dengan itu, kita harapannya ada komunikasi yang baik dengan anak sehingga anak bisa lebih percaya kita karena kita memposisikan diri sebagai teman anak, sebagai mitra anak, tetapi juga sekaligus sebagai orangtua,’ kata Reny menjelaskan dilansir dari antaranews.com.
Advertisement
Tidak hanya perlu cakap teknologi, hendaknya orang tua dapat menjadi teman diskusi bagi anak di rumah untuk membicarakan dampak positif dan negatif internet serta hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tentunya diskusi ini perlu disesuaikan agar dapat dipahami anak.
Misalnya dengan mendiskusikan kesehatan reproduksi pada anak dan memberikan pemahaman tentang dampak konsumsi konten dewasa di internet.
“Parental control saja tidak cukup menurut kami itu tidak cukup. Jadi, itu harus ada benar-benar duduk bareng, membahas bareng apa do’s and dont’s-nya bersama anak. Dan itu harus di-review terus-menerus bersama dengan anak,” tutur Reny.
Panutan Anak
Lebih lanjut, Reny juga mengungkap bahwa orangtua harus menjadi panutan yang baik bagi anak. Edukasi yang disampaikan juga harus beriringan dengan praktik di rumah.
Misalnya orang tua mengajak anak tidak main handphone di meja makan, maka orang tua juga harus memberikan contoh dengan bertindak serupa
“Jangan juga misalnya kita melarang anak untuk tidak terpapar dengan konten-konten orang dewasa, tetapi, di handphone orang tua juga menyimpan konten-konten dewasa,” tutur Reny menegaskan.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.