Sukses

Adaptasi Teknologi Dibutuhkan Guna Terhindar dari Kejahatan Siber

Berbagai kejahatan siber di antaranya pencurian identitas, serangan malware, peretasan situs hingga akun media sosial. Selain itu ada juga kejahatan penipuan online dan jebakan phising untuk mencuri data pribadi.

Liputan6.com, Jakarta - Makin tingginya penetrasi internet di Indonesia diiringi dengan maraknya kejahatan siber. Tentu hal ini harus bisa diimbangi dengan adaptasi teknologi agar tidak terjebak dengan kejahatan siber tersebut.

Berbagai kejahatan siber di antaranya pencurian identitas, serangan malware, peretasan situs hingga akun media sosial. Selain itu ada juga kejahatan penipuan online dan jebakan phising untuk mencuri data pribadi.

Survei We Are Social dan HootSuit pada awal 2023 yang mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dan kini mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk. Namun, data BPS pada 2018 menyebutkan bahwa dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.

"Tingginya aktivitas digital juga membawa potensi buruk bagi pengguna dengan adanya penipuan dan peretasan akun. Itu sebabnya diperlukan keamanan siber dengan memasang anti-virus di perangkat seperti laptop maupun ponsel pribadi, selain itu kita harus menggunakan password yang kuat agar tak mudah diretas," ujar Dosen STIKOM Bali, Muhammad Riza Hilmi saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital makin cakap digital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Selasa (11/7/2023).

"Warga digital perlu penyesuaian dengan memahami keamanan digital dalam proses memproduksi konten, mendistribusikannya dan partisipasinya di ruang digital. Semakin berkembangnya kejahatan siber, maka harus diimbangi adaptasi terhadap teknologi," ujar Direktur PT Nunini Reka Imaji, Mario Devys menimpali.

Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.