Liputan6.com, Jakarta - Serangan siber yang menyasar UMKM kini semakin meningkat. Pasalnya, UMKM dipandang sebagai target potensial karena jarang memperhatikan keamanan dan perlindungan data informasi termasuk identitas pelanggan. Hal ini menjadi ancaman serius yang harus diwaspadai agar tidak menimbulkan banyak dampak negatif.
Baca Juga
Bagi UMKM, digitalisasi adalah pemanfaatan jasa keuangan, jasa pemasaran, dan jasa penjualan, serta memanfaatkan perkembangan era informasi dengan menggunakan internet.
Advertisement
Maka itu digelarlah kegiatan pengenalan Cyber Security Awareness kepada pelaku UMKM, di Tangerang, Selasa (8/8). Hal ini juga sebagai langkah awal untuk mengedukasi masyarakat akan kesadaran bahaya dalam proses transaksi melalui internet berupa list orderan pdf yang ternyata meretas data.
“Kami harapkan, mereka yang hadir bisa lebih paham bagaimana terhindar dari kejahatan siber dan lebih awareness terhadap keamanan siber sebagai bisnis para pelaku UMKM,” ujar Indri Astuti, Kepala Dinas Kominfo Kota Tangerang dalam kegiatan sosialiasi pengenalan Cyber Security Awareness yang dilansir Antara.
Tak hanya itu, perwakilan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Tafa Ainun menjelaskan potensi kejahatan ini terjadi dimulai dari kebocoran data, malware, ransomware, social engineering, aplikasi tidak resmi dan lainnya.
Peningkatan serangan siber ini merupakan bagian dari pertumbuhan penggunaan teknologi informasi. Namun, menurut dia, serangan siber yang terjadi di Indonesia masih dalam kondisi yang bisa diantisipasi pemerintah.
“Serta ada pula melalui charge yang dilakukan di mana saja. Untuk itu, masyarakat saat melakukan pengisian daya baterai, agar tidak mengaktifkan mode transfer data, sehingga kejahatan digital tidak akan terjadi,” ujar Tafa Ainun.
Maka itu, literasi digital penting agar tidak terjadi hal seperti menekan undangan file apk yang mencurigakan yang biasanya dikirim melalui WhatsApp dan platform message lainnya. Serangan siber itu mampu memengaruhi cara berpikir seseorang.
(Raihan Alfriansyah/Universitas Padjadjaran)
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement