Sukses

AMSI: Kemunculan Hoaks Bisa Dideteksi Sejak Dini

Penyebaran hoaks atau misinformasi dapat mengganggu stabilitas politik, keamanan, atau kepercayaan publik.

Liputan6.com, Jakarta - Penyebaran hoaks atau misinformasi dapat mengganggu stabilitas politik, keamanan, atau kepercayaan publik. Ini menjadi tantangan, bagaimana caranya mengatasi penyebaran hoaks secara efektif. Termasuk dengan berbagai kolaborasi dan teknologi khusus, terutama menjelang pemilu.

Di luar itu, media diharapkan juga memberikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat semua termasuk media mainstream dan platform online lainnya.

Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Wenseslaus Manggut, mengatakan, pola kemunculan hoaks bisa dideteksi sejak dini. Masyarakat dapat melihat hoaks melalui judul berita yang mengadu domba.

Apalagi target hoaks juga bisa diketahui dengan kasat mata. Misalnya, pada saat Pemilu, hoaks bisa menyasar Daftar Pemilih Tetap (DPT). 

“Hoaks pertama kali disebarkan ke publik. Kemudian muncul klarifikasi yang kadang tidak menjangkau seluruh penonton. Dengan angka klarifikasi 1/10 atau klarifikasi hoaks yang beredar hanya 10%. Ini perlu diwaspadai,” ujarnya.

2 dari 3 halaman

Antisipasi Berita Hoaks

AMSI dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) serta beberapa lembaga sudah bekerja sama bahkan pada hari pemilu, sudah dilatih beberapa wartawan di seluruh Indonesia  bagaimana membaca hoaks atau bukan serta bekerja sama dengan para platform.

Tim media harus terlebih dahulu belajar dan memahami jurnalisme pre-bunking. Pre-bunking ini adalah rangkaian tindakan proaktif yang dilakukan sebelum berita hoaks tersebar di masyarakat. 

“Intinya kalau ragu dengan apa yang beredar di platform media sosial dan kalau ragu dengan informasi yang datang ke layar ponsel kita, datanglah ke media mainstream itu, karena klarifikasinya bisa jadi sudah ada di sana,” dia menegaskan.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.