Sukses

Waspada Hoaks saat Pemilu, Masyarakat Harus Lebih Cerdas

Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi, Aqidatul Izza Zein berpendapat dengan pengalaman pemilu di tahun-tahun sebelumnya, masyarakat seharusnya lebih cerdas dalam menanggapi hoaks dan ujaran kebencian.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu 2024 jadi agenda besar nasional dalam waktu dekat ini. Dengan pengalaman pemilu di tahun-tahun sebelumnya, Peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) Aqidatul Izza Zein berpendapat masyarakat seharusnya sudah lebih cerdas dalam merespons penyebaran informasi palsu dan ujaran kebencian yang eksistensinya ada dalam setiap kampanye. 

"Walaupun begitu, tetap harus diwaspadai dampaknya yang bisa memecah belah bangsa," ucap Izza dilansir dari Antara dalam diskusi The Indonesian Forum Seri 99 di The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Kamis (24/8/2023).

Begitupun dengan Manajer Pengetahuan Cakra Wikara Indonesia (CWI) Yolanda Panjaitan. Ia turut meminta masyarakat mewaspadai penyebaran informasi hoaks dan ujaran kebencian menjelang pemilu yang rentan beredar di media sosial. 

"Media sosial sangat rentan terhadap penyebaran informasi palsu dan ujaran kebencian," tutur Yolanda yang juga hadir dalam agenda diskusi tersebut.

Ia juga menyinggung tantangan dalam penegakan hukum yang ada di dalam aturan kampanye. Pasalnya, hampir setiap calon peserta pemilu tidak punya kapasitas pengetahuan yang memadai untuk memahami kerentanan kelompok marginal.

Selanjutnya, Direktur Ragam Institute Yossa Nainggolan melihat kampanye pemilu seharusnya menjadi kesempatan untuk mendorong inklusivitas kelompok rentan.

"Kelompok disabilitas mental atau yang biasa dikenal dengan kelompok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah kelompok rentan yang sangat mendapat stigma negatif dari masyarakat awam," ujar Yossa. 

Namun pada kenyataannya, dalam konten kampanye sering kali terjadi pelecehan terhadap penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan. Padahal seharusnya setiap masyarakat memiliki hak yang sama. 

Untuk mengatasi hal tersebut, seluruh yang terlibat dalam pemilu perlu meningkatkan kesadaran atas bahayanya informasi palsu dan ujaran kebencian yang ada dalam kampanye. 

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.