Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar WEF Ingin Kotoran dan Urine Dijadikan Makanan untuk Hindari Perubahan Iklim

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim

Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) ingin kotoran dan urine dijadikan bahan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Agustus 2023.

Klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim menampilkan seorang sedang berbicara dengan narasi awal sebagai berikut.

"The world economic forum is recently launched a controversial new initiative that should have all of us up in arms. The WEF is now calling for all of us to eat human feces and drink urine if we want to be one of the lucky few to survive the great depopulation that they have planned."

Jika diterjemahkan sebagai berikut.

"Forum ekonomi dunia baru-baru ini meluncurkan inisiatif baru yang kontroversial yang seharusnya membuat kita semua angkat senjata. WEF kini menyerukan agar kita semua makan kotoran manusia dan minum air seni jika kita ingin menjadi salah satu dari sedikit orang yang beruntung bisa selamat dari depopulasi besar-besaran yang telah mereka rencanakan"

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"World Economic Forum

ingin 👨‍👩‍👧‍👦 makan 💩 dan minum air kencing untuk menyelamatkan bumi alias makanan ramah lingkungan yang "bernutrisi"🤥😀ckckck .."

Benarkah klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'The WEF is now calling for all of us to eat human feces and drink urine'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "False claim WEF called for consumption of human waste to fight climate change | Fact check" yang dimuat situs Usatoday.com, pada 11 Juli 2023.

Dalam artikel situs Usatoday.com juru bicara WEF Yann Zopf menyatakan, Organisasi tersebut tidak mewajibkan konsumsi kotoran manusia dengan alasan apa pun.

"Forum Ekonomi Dunia tidak pernah membuat pernyataan bahwa 'manusia harus makan kotoran dan minum air seni untuk melawan perubahan iklim," kata Zopf.

"Ini adalah klaim palsu yang mendiskreditkan upaya penting yang dilakukan Forum Ekonomi Dunia dalam menghadapi tantangan global yang serius."

Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Did WEF say all humans have to eat faeces and drink urine to fight climate change? " yang dimuat situs Climatefactchecks.org, pada 20 Juli 2023.

Dalam situs Climatefactchecks.org Dr. Saluka Jayakody dari MBBS, Medicine menyebutkan, manusia membutuhkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan kalori hariannya.

Namun kotoran hewan merupakan produk pencernaan yang mengandung nutrisi sangat rendah sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan kalori harian dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Paparan kotoran hewan telah dikaitkan dengan diare, infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, trachoma, disfungsi enterik lingkungan, dan gangguan pertumbuhan. Hanya sedikit penelitian yang mengevaluasi tindakan pengendalian, namun intervensinya mencakup promosi kebersihan.

Sumber:

https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2023/07/11/false-claim-wef-ordered-consumption-of-human-waste-fact-check/70389745007/

 https://climatefactchecks.org/did-wef-say-all-humans-have-to-eat-faeces-and-drink-urine-to-fight-climate-change/

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim WEF ingin kotoran dan urine dijadikan makanan untuk selamatkan bumi dari perubahan iklim tidak benar.

Forum Ekonomi Dunia tidak pernah membuat pernyataan bahwa 'manusia harus makan kotoran dan minum air seni untuk melawan perubahan iklim

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini