Sukses

Hoaks Terbaru Seputar Partai Politik, Simak Biar Tak Terperdaya

Hoaks partai politik yang beredar di media sosial, ini faktanya

Liputan6.com, Jakarta- Partai politik telah menjadi salah satu isu yang dijadikan bahan hoaks menjelang Pemilu 2024, kabar bohong tersebut disebar lewat media sosial.

Keberadaan hoaks terkait parpol tersebut dapat mempengaruhi situasi berjalannya Pemilu, hal ini tentu harus dihindari agar suasana pesta demokrasi tetap kondusif.

Salah satu cara untuk menghindari hoaks seputar partai politik adalah dengan memantau halaman Cek Fakta Liputan6.com, dengan begitu kita bisa membedakan informasi yang benar dan hoaks.

Berikut kumpulan hoaks terkini seputar partai politik.

PKS Tolak Cak Imin Sebagai Cawapres Anies Baswedan karena Perbedaan Ideologi dengan PKB

Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim PKS menolak Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan karena perbedaan ideologi dengan PKB. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 17 September 2023.

Dalam postingannya terdapat video dengan narasi sebagai berikut:

"Keputusan PKS menolak PKB. PKS menyatakan menolak Cak Imi sebagai Cawapres Anies pada Pilpres 2024.

Penolakan tersebut berkaitan dengan perbedaan ideologi antara PKS dengan PKB."

Akun itu menambahkan narasi "Keputusan PKS Menolak PKB"

Lalu benarkah postingan video yang mengklaim PKS menolak Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan karena perbedaan ideologi dengan PKB? Simak dalam artikel berikut ini...

2 dari 4 halaman

Ajakan Tidak Memilih PDIP karena Merupakan Partai Komunis

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim ajakan untuk tidak memilih PDIP karena merupakan partai komunis. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 September 2023.

Dalam postingannya terdapat video dengan tiga gambar yang berbeda. Gambar pertama bernarasi "PDIP Usul ke Pemerintah Agar Pesantren Di Tutup Seluruh Indonesia".

Sementara gambar kedua merupakan video ibu-ibu yang sedang melakukan pengajian terlihat dibubarkan oleh polisi. Video itu disertai narasi "Marah-marah kaum kadrun tidak terima anis paling bawah 19%."

Sedangkan gambar ketiga adalah baliho dengan tulisan "PDIP Tidak Butuh Suara Umat Islam."

Video itu disertai narasi "Ganjar Persiden Apa Yang Akan Terjadi Nanti". Postingan itu juga disertai narasi "Jangan pilih partai komunis..."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim ajakan untuk tidak memilih PDIP karena merupakan partai komunis? Simak hasil penelusurannya di sini....

3 dari 4 halaman

Jokowi Ambil Alih Partai Nasdem dari Surya Paloh

Kabar tentang Presiden Jokowi mengambil alih Partai Nasdem dari Surya Paloh beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu channel YouTube pada 22 Maret 2023.

Channel YouTube tersebut mengunggah video berjudul "KABAR BURUK !!SEMUA KEKUASAAN SURYA PALOH DI AMBIL ALIH JOKOWI".

Dalam video berdurasi 8 menit 8 detik itu terdapat gambar thumbnail Presiden Jokowi yang tengah menandatangani sebuah dokumen dan Surya Paloh yang sedang berdiri di hadapan Jokowi. Dalam gambar thumbnail itu terdapat narasi sebagai berikut.

"DI AMBIL ALIH JOKOWI SURYA PALOH LANGSUNG DI TENDANG DARI NASDEM"

Video yang disebarkan channel YouTube tersebut telah 2 ribu kali ditonton dan mendapat beberapa komentar dari warganet.

Benarkah Jokowi mengambil alih Partai Nasdem dari Surya Paloh? Simak hasil penelusurannya di sini....

 

 

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Video Terkini