Sukses

Kumpulan Hoaks Seputar Nyamuk, Kenali Biar Tak Jadi Korban

Hoaks tentang nyamuk yang bikin khawatir

Liputan6.com, Jakarta- Nyamuk salah satu hewan yang mengganggu kehidupan manusia, sejumlah penyakit pun dapat ditimbulkan olehnya dari yang ringan hingga mematikan.

Nyamuk pun tak luput dijadikan bahan hoaks, Cek Fakta Liputan6.com pun telah mendapati hoaks seputar nyamuk, setelah melakukan penelusuran pada sejumlah informasi yang beredar di media sosial.

Berikut kumpulan hoaks seputar nyamuk.

Video Helikopter Jatuhkan Kawanan Nyamuk Rekayasa Genetik

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk rekayasa genetik, informasi tersebut diunggah sakah satu akun Facebook, pada 2 September 2023.

Unggahan klaim helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk rekayasa genetik menampilkan sebuah helikopter yang terbang berputar sambil mengeluarkan sesuatu berwarna gelap.

Dalam video tersebut terdapat tulisan "Helicopter Dropping Mosquitoes".

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk ke banyak orang di Baltimore selama konser Afram 2023.

---

BillGates memposting video iniSetelah pembebasan lebih dari satu miliarnyamuk yang telah direkayasa secara genetika."

Benarkah klaim helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk rekayasa genetik? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini...

2 dari 4 halaman

Video Nyamuk Raksasa Serang Wuhan

Kabar tentang nyamuk raksasa dan burung gagak yang menyerbu Wuhan, China beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan oleh situs beritaislam.org dengan judul artikel "Video, Nyamuk Raksasa Serang Wuhan Setelah Geger Muncul Ribuan Burung Gagak".

Beritaislam - Salah satu kantor berita berbahasa Arab telah memberitakan kawanan nyamuk raksasa yang menyerang kota Wuhan China.

Nyamuk-nyamuk raksasa itu menempel di tembok-tembok setelah sebelumnya juga muncul kawanan ribuan burung gagak di kota tersebut.

Diketahui burung gagak adalah spesies burung pemakan bangkai termasuk bangkai manusia. Hal ini membuat spekulasi para warganet yang menganggap mayat-mayat korban virus korona telah mengundang datangnya burung-burung tersebut.

Chanel Youtube Wuhan News mengunggah video kawanan besar burung gagak di Provinsi Hubei, pusat virus Corona berawal.

Giant Flocks of Crows and Huge Mosqutoes Seen Near Coronavirus Center. Kawanan Besar Burung Gagak dan Nyamuk Raksasa Terlihat Sekitar Pusat Virus Corona.

Dalam bahasa Inggris gagal dosenit 'crows, ravens, blackbirds'.

"Burung gagak mengelililingi langit di kota Jingzhou (di sebelah Wuhan) - Apakah mereka tertarik oleh aroma kematian? Di Jingzhou, Hubei, gagak bergerak. Karnivora memiliki indera penciuman yang sangat sensitif. Mereka bisa mencium bau mayat yang samar di kejauhan, dan berlomba untuk terbang. Pasien yang sekarat akan mengeluarkan bau busuk yang tidak dapat dibaui manusia sebelum mati. Cium itu."

Sebelumnya diberitakan para pengguna media sosial di China melaorkan kejadian tak biasa dengan ditemukannya perilaku "hewan-hewan aneh". Tak hanya ribuan gagak yang berdatangan di Wuhan dan beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei, netizen China juga melaporkan adanya nyamuk raksasa.

Banyak netizen yang menghubungkan fenomena tersebut dengan virus corona. Mereka berpendapat bahwa hewan-hewan tersebut "mencium" aroma kematian dari para korban virus corona yang hampir meninggal di mana bau itu bisa dicium oleh burung gagak.

Namun, masih belum ada bukti ilomiah yang kuat mengenai keterhubungan di atas. Dilansir dari The Epoch Times, seorang penduduk Beijing mengklaim bahwa dirinya telah melihat sejumlah nyamuk "raksasa" yang berkerumun di jalan raya distrik Haidan.

Mengutip dari laman hitekno.com, The Epoch Times merupakan sebuah media berita swasta yang menyediakan berita-berita tentang kejadian di China yang bebas sensor.

Meski membuat geger di awal Februari, penampakan ribuan gagak dan nyamuk raksasa ternyata telah beredar di Weibo sejuak akhir Januari 2020.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. memang sangat aneh. Bisakah tim peneliti datang dan memeriksanya?" ucap salah seorang warga China di dalam video.

Beberapa netizen di China merasa heran dengan keberadaan nyamuk itu karena biasanya mereka tidak terlihat dan tidak terlalu mencolok di musim dingin. Sebagai informasi, pada rentang bulan November hingga Maret, kawasan China berada pada musim dingin. Mereka berpendapat bahwa nyamuk biasanya akan muncul bulan April.

Namun dalam video, terlihat kawanan nyamuk raksasa seukuran jempol orang dewasa yang hinggap pada dinding dekat sebuah jalan raya di distrik Haidian.

Beberapa netizen memaparkan bahwa dalam kebudayaan kuno China, keberadaan sejumlah besar nyamuk di musim dingin adalah pertanda munculnya wabah penyakit menular.

Terlebih memang secara medis, nyamuk adalah hewan yang bisa menularkan berbagai penyakit, termasuk malaria dan virus kaki gajah.

Banyak netizen yang mengaitkan keberadaan ribuan burung gagak dan nyamuk raksasa itu dengan fenomena virus corona meski belum ada bukti ilmiah atau pernyataan dari ilmuwan yang menguatkannya.

Selain itu, situs ini juga menambahkan sebuah video. Dalam video berdurasi 1 menit 46 detik itu, tampak seorang wanita tengah berlari menghindari kawanan burung berwarna hitam. Selain itu, ada juga penampakan kawanan nyamuk yang menempel di dinding.

Benarkah Kabar tentang nyamuk raksasa dan burung gagak yang menyerbu Wuhan? Simak hasil penelusurannya di sini...

 

3 dari 4 halaman

Kentut Pria Asal Uganda Ini Bisa Matikan Nyamuk

Beredar sebuah kabar jika kentut seorang pria asal Uganda yang bisa membunuh nyamuk. Berita tersebut ditulis www.moms-ku.blogspot.com pada Jumat, 13 Desember 2019.

Artikel yang ditulis itu berjudul Kentutnya Bisa Membunuh Nyamuk, Pria Ini Diincar Perusahaan Pestisida.

[Cek Fakta] Kentut Pria Asal Uganda Ini Bisa Matikan Nyamuk, Benarkah?

Dalam tulisan itu dijelaskan, si pria bernama Joe Rwamirama membuat heboh publik dengan mengaku telah membunuh nyamuk sejauh enam meter menggunakan kentutnya.

Karena kemampuannya itu, Joe ditawarkan berbagai kesepakatan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin menjadikan kentutnya sebagai obat nyamuk komersial.

"Seorang pria asal Uganda membuat heboh publik dengan mengaku telah membunuh nyamuk sejauh enam meter menggunakan kentutnya.

Alhasil pria bernama Joe Rwamirama itu ditawari berbagai kesepakatan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin menjadikan kentutnya obat nyamuk komersial.

Pria berusia 48 tahun tersebut berasal dari Kampala, Uganda. Ia mengatakan mengonsumsi makanan layaknya manusia biasa. Kentutnya pun berbau dan tidak lebih buruk daripada orang lain. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi serangga seperti nyamukpenular penyakit malaria, justru gas yang keluar dari pantat orang ini sangatlah mematikan.

Kentut yang dihasilkan Joe dikenal sebagai pengusir serangga di sekitar kota. Orang-orang di sekelilingnya mengetahui saat Joe ada, maka para nyamuk secara ajaib akan menghilang dengan sendirinya. Beberapa mengatakan bahwa kentut pria tersebut telah berevolusi untuk melawan nyamuk.

"Dia dikenal di seluruh kota sebagai orang yang dapat membunuh nyamuk dengan kentutnya. Ketika Joe ada di sekitar kami, semua tahu bahwa nyamuk akan menghilang. Dia menghormati oang-orang di sekitarnya dan hanya akan kentut ketika ada nyamuk di sekitarnya yang membawa penyakit malaria,” terang seorang Tukang Cukur setempat, James Yoweri, seperti dilansir Oddity Central, Kamis (12/12/2019).

Bahkan seorang kepala daerah di Kampala telah mendengar tentang tawaran yang diberikan kepada Joe. Ia pun meminta pria tersebut membantu masyarakat untuk mengusir nyamuk yang menyerang lingkungan mereka.

“Dia (Joe) dengan hormat menerima tawaran ini dan membantu memberantas serangga. Dia melakukan pekerjaannya dan nyamuk-nyamuk tersebut terjatuh seperti lalat,” ungkapnya.

Joe yang melakukan pekerjaan ini untuk mencari nafkah bahkan mengaku bahwa kentutnya cukup kuat untuk melumpuhkan serangga dalam radius enam mil. Jika benar, maka radius kentut Joe bisa lebih besar daripada bom atom yang menghancurkan Hiroshima pada 1945.

“Saya berbau seperti pria normal, saya mandi setiap hari dan kentut saya sama seperti orang lain. Kentut ini hanya berbahaya bagi serangga kecil terutama nyamuk,” tuntas Joe."

Benarkah  kentut seorang pria asal Uganda yang bisa membunuh nyamuk? Simak hasil penelusurannya di sini...

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.