Sukses

Kominfo Akan Mulai Kenalkan Literasi Digital kepada Siswa SD

Liiterasi digital memungkinkan anak memahami cara memasuki ruang digital ini dan cara menggunakan perangkat dengan tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi tidak hanya berdampak pada remaja dan orang dewasa saja, namun juga berdampak pada anak-anak khususnya siswa sekolah dasar. Ruang digital banyak digunakan oleh siswa sekolah dasar untuk memiliki akun jejaring sosial, namun penggunaannya untuk hiburan dan peningkatan pengetahuan.

Saat ini tidak dapat dipungkiri masih banyak pelajar yang kurang bijak dalam menggunakan media sosial, oleh karena itu Kominfo mempunyai tugas untuk memberantas memberikan literasi sekaligus membatasi penggunaan media sosial bagi anak di bawah usia 13 tahun.

Menurut Hary Budiarto, Kepala Badan Litbang SDM KemKominfo, Kominfo belum mengimplementasikan pengetahuan digital kepada anak-anak tersebut, khususnya di bidang teknologi digital, tanpa memandang usia, mulai dari anak-anak hingga orang tua semua menggunakan media digital.

Alangkah baiknya jika kita bisa memasuki dunia digital, apalagi sejak usia muda. Oleh karena itu, anak-anak sudah dikenalkan dengan dunia digital sejak dini. Namun, langkah yang diambil harus tepat karena sangat berbahaya.

Pertama adalah mengembangkan literasi digital, sehingga literasi digital memungkinkan anak memahami cara memasuki ruang digital ini dan cara menggunakan perangkat dengan tepat.

“Jadi budaya digital itu ada beberapa hal, yang pertama yang sangat penting bagi anak adalah etika digital. Etika dalam menggunakan media sosial hampir sama dengan di dunia nyata, apa yang diajarkan di dunia nyata hendaknya diterapkan di dunia digital agar anak-anak ini paham ketika sudah dewasa,” ujarnya.

Tak hanya itu, ia menambahkan penting juga keamanan digital, bagaimana kita bisa memasuki ruang digital dengan aman menggunakan fasilitas yang tersedia dan kita juga berbicara tentang bagaimana anak-anak ini dilatih untuk menjadi cerdas secara digital.

“Digital Smart berarti menciptakan bakat digital, namun dalam arti positif, kita mengajari anak-anak kita coding, mengajari anak kita tentang ilmu data, dll,” tegasnya.

2 dari 3 halaman

Langkah-Langkah Kominfo

Ketika anak-anak ini memasuki ruang digital, mereka kebanyakan menggunakan game, terutama game online. Maka mereka tidak akan bisa mengatur waktunya, tidak bisa mengontrol kapan harus belajar, kapan harus makan, dan berolahraga.

Selain itu, anak juga akan terisolasi secara sosial dan tidak bisa bermain bersama temannya. Sebagai anak-anak, mereka perlu mengetahui cara berinteraksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa untuk memahami lingkungan sekitar.

Kemudian pada anak-anak dapat menimbulkan rasa cemas, karena ketika dia bermain game dan akhirnya kalah atau diserang, bisa menyebabkan trauma yang nantinya akan menimbulkan rasa cemas, sedih, depresi dan yang lebih parah lagi berujung pada ketidakjujuran atau kebohongan.

Menurut Hary, anak-anak sebisa mungkin mengatur waktu ideal untuk mengakses internet atau media sosial. “Ya kalau jam nya cukup dengan 1 jam pada hari sekolah, mereka bersekolah artinya hari Senin sampai Jum’at itu dibatasi saja 1 jam,” katanya.

Selain itu, dilaksanakan juga agar anak bisa belajar bagaimana dia mematuhi aturan yang ada dan bisa menggunakan waktu dimana mereka mempunyai waktu santai untuk bermain menggunakan akses internet.

Sejauh ini, Kominfo sedang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan literasi digital bagi anak sekolah dasar yang akan bekerjasama dengan beberapa Yayasan yang mempunyai sekolah yang sangat banyak.

“Misalnya nih dengan Muhammadiyah, dengan NU yang harus masuk ke dunia digital. Karena nantinya akan diperkenalkan sejak dini jangan sampai ketika mereka nyemplung kita belum punya arahan,” kata Hary.

Diharapkan sosialisasi tentang literasi digital ini menjadi pembekalan juga menjadi talenta bagi anak-anak yang kemudian bisa meningkatkan kompetensi dan terciptalah yang dinamakan talenta digital di Indonesia.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.