Sukses

Disinformasi, Kebebasan Editorial, dan Keamanan Jurnalis saat Pemilu 2024 Jadi Sorotan Senior Editors Forum

Senior Editors Forum, yang menekankan disinformasi, kebebasan editorial dan keamanan jurnalis jelang Pemilihan Umum pada 14 Februari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Pemilu 2024 melibatkan berbagai pihak, salah satunya adalah peran media yang memberitakan pesta demokrasi tersebut.

Hal ini menjadi perhatian dalam acara Senior Editors Forum, yang menekankan disinformasi, kebebasan editorial dan keamanan jurnalis jelang Pemilihan Umum pada 14 Februari 2024.

Acara yang berlangsung selama dua hari di Jakarta ini diadakan untuk membingkai konteks dari tantangan-tantangan yang muncul terkait peliputan pemilu yang profesional, serta untuk mengidentifikasi solusi nyata yang dapat diterapkan di tingkat redaksi.

Resident Coordinator PBB di Indonesia Valerie Julliand, menekankan peran media dalam pemilu. Pasalnya, melindungi kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi yang akurat adalah kunci dalam pemilu.

"Ketika informasi tersedia secara akurat dan luas, maka pemilu dapat terjaga terus terbuka, adil, dan demokrasi pun tumbuh subur," kata Valereie, di Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Kuasa Usaha ad interim Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Stéphane Mechati menuturkan, untuk mengatasi permasalahan arus informasi dalam pelaksanaan Pemilu dibutuhkan kerjasama, kegiatan berbagi pengetahuan, dan pengembangan strategi yang komprehensif.

"Indonesia adalah mitra penting bagi Uni Eropa dan kami bersatu dalam memerangi disinformasi. Kami memahami bahwa perjuangan ini tidak dapat dilakukan oleh satu negara atau satu aktor saja,” ujarnya.

Forum ini dimulai dengan diskusi di antara para analis politik, akademisi, organisasi masyarakat sipil, platform media sosial dan perwakilan media, tentang tren yang sedang mengemuka terkait pemanfaatan teknologi dan penyusunan narasi yang digunakan untuk menciptakan disinformasi, serta berbagai tantangan seputar sistem hukum.

2 dari 3 halaman

Tantangan Menyiasati Disinformasi

Para pembicara juga mengingatkan peserta akan meningkatnya tantangan dalam menyiasati disinformasi di tataran lokal, dalam konteks pemilihan pemimpin daerah pada November 2024 mendatang, yang mensyaratkan pemahaman mendalam akan konteks dan penggunaan bahasa lokal.

CEO dan Publisher the Conversation Indonesia, yang memoderasi diskusi tersebut menutup dengan catatan positif yang mengangkat inisiatif positif oleh masyarakat sipil, seperti Bijak Memilih.

Hari kedua forum ini dirancang bagi para redaktur senior dengan mengombinasikan diskusi substantif dan lokakarya praktis, untuk mengidentifikasi alat-alat kerja konkret dan pendekatan untuk menjaga independensi editorial, menangkal disinformasi dan meningkatkan keamanan pekerja media.

Senior Editors Forum ini menekankan pentingnya kolaborasi nasional dan lintas negara di antara media, dan juga antara media dan masyarakat sipil, untuk mendorong inovasi, memperkuat keberlangsungan ekonomi, dan meningkatkan jangkauan kepada publik.

“Meski baru menghabiskan waktu sebentar di Indonesia, saya sudah terkesan dengan keterbukaan media dan masyarakat sipil untuk bekerjasama antara satu sama lain dan membentuk koalisi demi meraih tujuan bersama. Hal ini sangat sesuai dengan visi UNESCO, sebagai badan khusus PBB yang mengemban mandat untuk melindungi kebebasan berekspresi dan akses terhadap informasi. Kami bertujuan mempromosikan lingkungan yang kondusif bagi kerja media yang bebas, profesional, dan pluralistik melalui dukungan, pendekatan dan sinergi kami dengan aktor-aktor terkait,” tutup Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur UNESCO Jakarta.

Senior Editors Forum ini diselenggarakan bersama oleh Kantor Multisektoral Regional UNESCO di Jakarta dan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, bekerjasama dengan Dewan Pers Indonesia, sebagai bagian dari dukungan secara berkelanjutan kepada masyarakat sipil dan sektor media di Indonesia.

 

 

 

 

 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.