Sukses

Jaga Pemilu 2024 dari Gangguan Hoaks, Kemenkominfo Tunda Peluncuran Bot

Bot berpotensi untuk menjadi ancaman dalam menyebarkan hoaks dan disinformasi selama penyelenggaraan Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunda rencana peluncuran aplikasi bot yang akan dilakukan oleh suatu platform. Hal ini untuk mengantisipasi penyalahgunaan fasilitas tersebut untuk mengganggu kelancaran penyelenggaraan Pemilu 2024.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong mengatakan, bot yang akan diluncurkan ini dapat menyebarkan informasi ke satu juta orang dalam sekali klik. Hal ini berpotensi menjadi ancaman selama penyelenggaraan Pemilu 2024 jika disalahgunakan untuk hal negatif.

“Ada satu platform (bot) yang bisa menyebarkan informasi ke satu juta orang dalam sekali klik. Kami sudah bicara kepada platform tersebut untuk jangan luncurkan aplikasi yang itu. Tahan dulu. Nanti setelah pemilu, kami diskusi lagi,” ujar Usman Kansong, dilansir dari Antara, di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Bot merupakan aplikasi perangkat lunak yang secara otomatis dapat melakukan tugas berulang melalui jaringan. Bot dapat berjalan tanpa harus dioperasikan oleh manusia secara manual. Antisipasi terhadap bot dapat dilakukan dengan penggunaan teknologi.

Usman juga tidak memungkiri bahwa bot dapat bermanfaat bagi masyarakat. Namun, di sisi lain, teknologi tetap dapat digunakan untuk hal negatif  seperti menyebar hoaks oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, penyebaran informasi yang terlalu masif juga menjadi perhatian Kominfo.

“Sebetulnya, dari sisi positif maupun negatif harus kami antisipasi. Bot itu menyebar hoaks kepada satu juta orang. Satu juta orang termakan hoaks, belum lagi mereka ini akan menyebarkannya ke orang lain. Bahaya, kan,” katanya.

Sehubungan dengan itu, Kominfo akan membuat regulasi kepemilikan platform bot agar pihak yang memiliki aplikasi tersebut terbatas dalam penggunaannya.

“Misalnya, pemerintah, aparat keamanan, dan harganya harus mahal. Mohon maaf, kami harus seleksi seperti itu, karena kalau tidak, bahaya,” ujar Usman mengakhiri.

 

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.