Liputan6.com, Jakarta- PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyatakan kembali terungkap penipuan dengan modus lowongan kerja, aksi kejahatan tersebut beredar lewat email dan aplikasi percakapan.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, masyarakat harus terus waspada terhadap segala bentuk penipuan dengan modus rekrutmen KAI. Pasalnya, akhir-akhir ini muncul modus indikasi penipuan berupa pesan berantai melalui WhatsApp terkait lowongan KAI yang dikirimkan melalui email.
Baca Juga
“KAI menyayangkan aksi tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan rekrutmen KAI," kata Joni, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Advertisement
Modus indikasi lainnya adalah adanya e-flyer terkait info terbaru 17 Oktober 2023 yang menyatakan adanya "Open Recruitmen Besar - Besaran di PT KAI" dengan menampilkan link tertentu selain link resmi KAI.
"Masyarakat diharapkan lebih teliti dan kritis jika mendapatkan pesan berupa pengumuman rekrutmen, serta mengabaikan jika ada pihak-pihak yang menjanjikan dapat membantu meluluskan peserta rekrutmen,” ujarnya.
Joni menegaskan semua informasi rekrutmen KAI sepenuhnya menggunakan website resmi dengan alamat recruitment.kai.id atau media sosial resmi perusahaan @keretaapikita atau @kai121.
"Jika menemukan info rekrutmen yang tidak bersumber dari situs tersebut, agar masyarakat dapat mengabaikannya," tagasnya.
Menurutnya, KAI tidak pernah melakukan proses rekrutmen melalui surat menyurat, baik mengirimkan berkas yang dititipkan melalui seseorang ataupun melalui email.
Di samping itu, KAI tidak memungut biaya apapun dari pelamar serta tidak pernah bekerja sama dengan agen perjalanan dalam proses seleksi pekerja.
Jika menemukan informasi yang meragukan agar segera menghubungi Contact Center KAI melalui telepon di 121, WhatsApp 08111-2111-121, email cs@kai.id, atau media sosial KAI121 untuk mendapatkan informasi resmi tentang perusahaan.
“Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meneruskan atau menyebarkan pesan tentang pengumuman rekrutmen KAI yang terindikasi palsu tersebut,” tutup Joni.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement