Sukses

Pemuka Agama Berperan Tangkal Hoaks Seputar Pemilu 2024

Persoalan-persoalan keagamanan yang dikaitkan pada Pemilu 2024 kini tidak lagi menjadi pusat perhatian.

Liputan6.com, Jakarta- Peredaran hoaks seputar politik semakin merebak menjelang Pemilu 2024, kondisi ini harus di antisipasi oleh semua pihak salah satunya adalah pemuka agama.

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, pemuka agama perlu mencerahkan masyarakat dari hoaks yang menggunakan dalil-dalil saat Pemilu 2024, sehingga dapat menghindari perpecahan bangsa.

"Faktor pemuka agama dalam mencerahkan masyarakat juga perlu ditingkatkan. Sehingga, masyarakat tak lagi bisa dipengaruhi dengan dalil-dalil yang memecah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Nasaruddin, Rabu (6/11/2023).

Nasaruddin mengungkapkan, Pemilu 2024 jangan dikaitkan dengan persoalan-persoalan keagamanan, hal tersebut kini tidak lagi  menjadi pusat perhatian.

"Saat ini masyarakat kita sudah tumbuh paham bahwa untuk kepentingan sesaat tidak perlu melibatkan agama yang sedemikian, segala memecah, tidak benar, jadi akhirnya perang ayat," jelasnya.

Menurut Nasaruddin, penggunaan politik identitas yang menggunakan dalil agama untuk pemicu konflik dalam Pemilu tidak akan laku. Belajar dari sejarah sebelumnya di mana agama digunakan untuk kepentingan politik tidak akan terulang.

"Isu keagamaan itu sering kali muncul sebagai faktor pemicu konflik, tetapi makin kesini, semakin matang masyarakat kita, matang dalam berpolitiknya, matang pemahaman keagamannya," papar Imam Besar Masjid Istiqlal ini.

Nasaruddin Umar menyakini bahwa Pemilu 2024 yang dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024 mendatang, akan berlangsung dengan damai dan melahirkan pemimpin yang amanah.

"Sudah lebih soft, karena isu menjual dalil-dalil agama tidak akan laris lagi, karena apa, karena masyarakat kita sudah matang. Masyarakat kita sudah dewasa, tapi itu tidak gratis, itulah peranan tokoh agama menciptakan penyadaran agama yang sungguh indah," ujarnya.

 

2 dari 3 halaman

Pemilu Menjadi Bukti Kematangan Demokrasi

Terpisah, Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Akhmad Said Asrori mengimbau seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU), dan masyarakat Indonesia secara umum, untuk sama-sama mampu menjaga kekondusifan negara selama masa kampanye Pemilu 2024. 

Said Asrori menekankan pentingnya pesta demokrasi yang damai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Dalam konteks Pemilu, ia mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi mulai dari kampanye hingga pemilihan dengan penuh tanggung jawab.

"Marilah pesta demokrasi 2024 nanti dan seluruh prosesnya mulai dari kampanye sampai pemilihan ini semua menjaga kekondusifan negara ini," ujarnya.

Said menegaskan, Pemilu bukanlah momen untuk merusak persatuan dan kesatuan negara, melainkan kesempatan untuk menunjukkan kematangan demokrasi. Selain itu, semua pihak harus bekerja sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku.  

"Jangan sampai Pemilu ini justru mengganggu, merusak, menjadi penyebab persatuan dan kesatuan negara yang kita cintai ini rusak. Siapa pun yang dipilih oleh warga, marilah dipilih dengan tanggung jawab, dengan akhlak, moral yang mulia. Bagi semua tim sukses, bekerja dengan baik sesuai aturan dan undang-undang," jelasnya.

Dia agar momentum kampanye tidak menjadi ajang saling mencaci-maki atau merendahkan pilihan yang lain. Namun seharusnya menjadi momentum untuk memuji calon tanpa harus melibatkan unsur negatif.

"Boleh memuji-muji siapapun yang menjadi pilihannya, tetapi tidak harus disertai dengan mencaci maki dan menghujat atau merendahkan pilihan yang lain. Jadi silahkan seluruh warga negara menyalurkan hak politiknya dengan benar dan penuh tanggung jawab,” tegas Said.

Said juga mengingatkan seluruh peserta Pemilu, baik calon presiden, calon wakil presiden, dan calon anggota legislatif merupakan saudara sebangsa sehingga tak perlu saling bertengkar.

"Silakan semuanya berupaya, berikhtiar, berproses untuk mencapai cita-cita keinginan yang tanpa harus mengorbankan kebersamaan, persatuan, tanpa harus membuat adat istiadat bangsa kita yang sangat mulia ini yaitu selalu menjaga kebersamaan dan kegotongroyongan rusak. Intinya masing-masing masih saudara, itu yang paling penting," pungkasnya. 

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.