Sukses

Kampanye Pemilu 2024 Damai, Budi Arie Ungkap Jurus Cegah Hoaks

Tingginya pemanfaatan teknologi digital saat ini membuat tantangan baru yang dapat mengacaukan arus informasi, dan menghasilkan mis/disinformasi, serta malinformasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan keterampilan literasi digital demi mencegah penyebaran hoaks dalam periode Pemilu 2024.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama meningkatkan literasi digital dan tidak begitu saja percaya akan suatu berita, apalagi ikut andil dalam menyebarkan hoaks atau berita-berita palsu,” kata Budi Arie, dikutip dari Antara, Jumat (08/12/2023).

Sebagai upaya menyukseskan pesta demokrasi nasional, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri telah menetapkan narasi besar pemilu sebagai sarana integrasi bangsa.

Sehubungan dengan hal tersebut, Budi Arie menyatakan, Kementerian Kominfo turut mendukung lewat kampanye Pemilu Damai 2024.

Kampanye tersebut berfokus pada ajakan untuk masyarakat menggunakan hak pilihnya secara cerdas serta menjaga ruang digital agar tetap sehat, bijak, dan kondusif.

Tingginya pemanfaatan teknologi digital saat ini, menurut Budi Arie, menjadi tantangan baru yang dapat mengacaukan arus informasi dan menghasilkan misinformasi, disinformasi, serta malinformasi.

Ia menyebut, sebanyak 42 persen masyarakat percaya pada misinformasi seputar pemilu. Besaran tersebut memiliki dampak negatif pada polarisasi dan kepercayaan terhadap demokrasi, institusi pemilu, serta penyelenggaraan pemilu itu sendiri.

Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan literasi digital agar tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi, serta komitmen untuk tidak menyebarkan hoaks atau berita palsu.

“Kita mengharapkan Pemilu ini bisa kita lalui dengan semangat persatuan nasional, kebersamaan karena kita percaya pada bangsa yang bersatu yang bisa mewujudkan kemajuan sebuah negara,” jelasnya.

2 dari 3 halaman

Alur Penanganan Hoaks Kominfo

Kementerian Kominfo memiliki alur penanganan hoaks dari hulu ke hilir untuk mencegah penyebaran disinformasi di ruang digital.

Adapun pada tingkat hulu, Kominfo melakukan peningkatan literasi digital masyarakat melalui berbagai program, salah satunya Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD).

Pada tingkat ini, masyarakat didorong untuk menyaring informasi yang didapat secara mandiri. Kementerian Kominfo dalam tingkat ini juga bermitra dengan berbagai komunitas, akademisi, dan institusi pemerintahan lainnya.

Pada tingkat menengah, Kominfo melakukan pengecekan fakta dan validasi informasi yang terindikasi hoaks melalui moderasi konten dan take-down akses konten hoaks.

Sementara itu, pada tingkat hilir, Kementerian Kominfo memberikan dukungan penegakan hukum oleh aparat penegak hukum mengenai para pelaku penyebar hoaks.

Masyarakat dapat berkontribusi langsung dengan melaporkan informasi yang kebenarannnya masih diragukan terkait Pemilu 2024 ke platform digital atau melalui kanal web aduankonten.id ataupun kanal web Bawaslu jarimuawasipemilu.bawaslu.go.id.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.