Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang ulat berbulu yang diklaim sangat berbisa dan membunuh 16 anak-anak beredar di media soal. Kabar tersebut disebarkan oleh salah satu akun Facebook pada Kamis (22/2/2024).
Akun Facebook tersebut mengunggah video berisi rekaman beberapa ulat berbulu berada di atas daun. Dalam video, ulat tersebut terlihat memiliki bulu yang tebal dan mirip seekor burung.
Advertisement
Baca Juga
Ulat dalam video tersebut kemudian diklaim sangat berbisa dan telah membunuh 16 anak-anak.
"Himbauan kepada seluruh masyarakat indonesia kalo melihat hewan ini tolong hindari apa lg anak² ini ulat dari america nampaknya, ulat ini sudah membunuh anak 16 jiwa awalnya dikira anak burung jatuh setelah dipegang anak itu kejang² dan tak lama meninggal, racunnya melebihi bisa ular," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah lima kali dibagikan dan mendapat 14 komentar dari warganet.
Benarkah ulat dalam video tersebut sangat berbisa dan telah membunuh 16 anak-anak? Berikut penelusurannya.
Â
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang ulat berbulu yang diklaim sangat berbisa dan membunuh 16 anak-anak. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Images.
Hasilnya terdapat gambar identik di artikel berjudul "BEWARE! VENOMOUS MENACING FUZZY-LOOKING INSECT INVADES TEXAS" yang dimuat situs kkyr.com pada 7 Juli 2023.
Ulat dalam foto tersebut merupakan puss caterpillar atau ulat kucing atau ulat asp. Dikutip dari smithsonianmag.com, ulat asp ini memiliki racun yang sangat menyakitkan.
Ulat asp ini banyak ditemukan di wilayah Amerika Serikat, terutama di negara bagian selatan. Ulat ini memiliki sengatan menyakitkan yang disebabkan oleh duri berancun yang tersembunyi di antara bulu-bulunya yang lebat.
Dikutip dari npr.org, ulat asp dapat tumbuh hingga panjang sekitar 1 inci dan ditutupi bulu berwarna abu-abu dan oranye. Ulat tersebut memiliki kelenjar racun yang terletak di dasar tubuhnya, menurut Institut Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida.
Ahli Entomologi dari Texas A&M AgriLife Extension Service, Molly Keck mengatakan, racun ulat asp memiliki tingkat rasa sakit yang bervariasi. Namun sangat berbaya bagi orang yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga.
"Beberapa mungkin hanya mengalami ketidaknyamanan yang berlangsung dalam waktu singkat. Yang lain mungkin mengalami sesuatu yang parah seperti anafilaksis dan perlu pertolongan medis," kata Keck kepada NPR.
Seorang warga bernama Eric Day mengaku, pernah disengat oleh ulat asp ketika dia tidak sengaja menabrak pohon saat memotong rumput di pedesaan Virginia. Sengatan ulat asp mengakibatkan sensasi terbakar dan lecet sepanjang satu inci di lokasi sengatan.
"Sensasi terbakarnya akan hilang dalam satu atau dua hari, namun lepuhan dan area iritasi berikutnya akan terlihat selama beberapa minggu," kenangnya.
Sementara Molly Keck memberikan tips mengurangi rasa sakit jika terkena racun ulat asp. Terpenting, kata dia, mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air.
"Jika tempat sengatan mulai terasa gatal, gunakan krim hidrokortison, kemudian cuci dengan air untuk meredakannya," ucap Keck.
"Jika rasa sakitnya semakin parah, segera minta bantuan petugas medis. Sengatannya diketahui menyebabkan anafilaksis dalam kasus yang jarang terjadi, yang dapat mengancam nyawa," tambah dia.
Referensi:
https://kkyr.com/beware-venomous-menacing-fuzzy-looking-insect-invades-texas/
https://www.npr.org/2022/09/07/1121344400/puss-caterpillar-venomous-barbs-sting-hairy-texas-florida
https://www.smithsonianmag.com/smart-news/scientists-reveal-why-asp-caterpillar-stings-are-so-excruciatingly-painful-180982533/
Â
Advertisement
Kesimpulan
Kabar tentang ulat berbulu yang diklaim sangat berbisa dan membunuh 16 anak-anak ternyata sebagian salah. Faktanya, ulat dalam video tersebut memang beracun atau berbisa, namun tidak ditemukan informasi bahwa racun dari ulat tersebut dapat membunuh manusia.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement