Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akhirnya buka suara terkait informasi yang menyebut ulat berbulu bisa menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Mereka menyebut informasi tersebut tidak benar.
Sebelumnya beredar di media sosial video yang menyebut adanya ulat bulu yang disebut mematikan. Video ini sempat menghebohkan masyarakat karena tersebar juga di aplikasi percakapan Whatsapp.
Baca Juga
Kemenkes menyebut ulat yang dimaksud merupakan puss caterpillar atau ulat kucing atau ulat asp yang banyak ditemukan wilayah selatan Amerika Serikat. Sengatan ulat ini dapat menimbulkan reaksi yang berbeda pada setiap orang namun hanya berbahaya bagi orang yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga.
Advertisement
"Faktanya memang beracun, tapi tidak ada fakta yang menyebutkan kalau ulat ini bisa membunuh manusia. Hoaks itu," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril dilansir laman Kemenkes.
"Jika terkena sengatan ulat berbulu ini, hal pertama kali harus dilakukan adalah mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air untuk mengurangi rasa sakit. Segera ke dokter sekiranya ada alergi terhadap gigitan serangga atau jika dirasa gejala terasa lebih parah," katanya menegaskan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement