Liputan6.com, Jakarta - Para ahli mengungkap strategi utama dalam membangun literasi media untuk melawan hoaks. Literasi media merupakan gabungan dari literasi informasi dan literasi digital yang merujuk pada kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan berbagai informasi.
Pakar Politik University of Illinois, Profesor Kent Redfield menekankan bahwa informasi yang beredar di ruang digital perlu diperiksa sumbernya dan memastikan bahwa informasi tersebut benar-benar akurat sebelum dibagikan. Cek fakta terhadap sumber informasi yang diterima di ruang digital juga diperlukan untuk menghindari bias perasaan dan emosi pribadi.
Baca Juga
"Kalau tidak berhati-hati, tidak melakukan verifikasi terhadap sumber informasi, maka akan mudah sekali terjebak dalam emosi," kata Redfield dilansir dari WICS.
Advertisement
Selain itu, Direktur Public Affair Program (PAR) University of Illinois, Jason Piscia juga memberi imbauan serupa.
"Informasi yang diterima bisa dibandingkan dengan artikel yang ada di media. Sudut pandang media yang beragam dapat membantu kita memberikan penilaian," katanya menambahkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement